Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengimpor daging kerbau dari India. Orang Nomor Satu di Indonesia berharap hal tersebut bisa terlaksana sebelum bulan suci Ramadan.
Keterangan mengenai niatan Jokowi disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), Muladno. Permintaan ini dikeluarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2016 yang mengubah basis impor daging dari negara (country base) menjadi zona (zone base).
Baca Juga
Baca Juga
Muladno menyebut meski ada permintaan daging kerbau asal India masuk, namun Jokowi tak akan membiarkan masuk tanpa sarat dan regulasi. Terutama soal harga.
Advertisement
"Presiden Jokowi mengharapkan sebelum Ramadan daging kerbau sudah tersedia dengan harga yang murah," sebut Dirjen Muladno, dalam acara Roadshow on Indian Bovine Meat, di Hotel JW Marriot, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis 21 April 2016 malam.
"Pak Jokowi melihat harga daging di Malaysia hanya Rp 50 ribu per kilogram, hampir separuh harga daging di sini. Kami kemudian mengetahui daging di Malaysia sebenarnya daging kerbau India," sambung dia.
Demi mewujudkan keinginan Jokowi, Kementan tengah membahas mengeluarkan kebijakan turunan dari PP nomor 4 tahun 2016 itu berupa peraturan menteri pertanian.
"Saya kira bulan ini permintaannya bisa keluar," paparnya.
Terkait permintaan Jokowi soal impor daging kerbau, Kedutaan Besar India di Indonesia angkat bicara. Mereka menyatakan hal tersebut akan bisa dipenuhi.
"Kami siap mengirim hari ini juga, tapi seperti yang kita tahu masih ada satu legislasi yang harus dipenuhi," ucap Wakil Dubes India, Manish, dalam acara yang sama kepada Liputan6.com.
Dia menambahkan, daging kerbau dari India, telah bebas penyakit mulut dan kuku. Selain itu juga dipastikan memenuhi standar halal.
"Harga daging kami begitu kompetitif, kami juga telah mengekspor ke 65 negara termasuk negara negara Islam, produk halal dengan harga murah," jelasnya.
Manish menyatakan, jika nantinya legislasi dari Kementan sudah keluar, berapa pun permintaan dari Indonesia akan dipenuhi.
"Eksportir kami pastinya mampu dan siap berapa pun yang dibutuhkan," tutup Manish.