Mereka yang Bebas dari 'Cengkeraman Maut' ISIS

Kekalahan demi kekalahan dialami ISIS, sejumlah kota berhasil direbut pasukan koalisi. Meski melemah, mereka tetap berbahaya.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 20 Agu 2016, 14:37 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2016, 14:37 WIB
Banner Infografis ISIS
Berikut kota-kota di Irak dan Suriah yang masih dibelenggu ISIS dan yang telah merdeka (Liputan6.com/Deisy)

Liputan6.com, Jakarta - Khalaf Yousef merasa terlahir kembali saat ISIS hengkang dari Manbij. Selama kelompok teroris itu berkuasa, penduduk kota di Provinsi Aleppo tersebut menyaksikan, bahkan jadi korban penindasan-penindasan paling mengerikan yang tak terbayangkan.

"Ekstremis itu kerap melakukan pelecehan seksual pada perempuan, pada saat mereka berusaha memamerkan perilaku seakan-akan menjadi Muslim yang baik di jalanan. Berusaha menyembunyikan wajah buruk, namun semua orang tahu betapa brutalnya mereka," kata Yousef seperti dikutip dari ARA News, Sabtu (20/8/2016).

Pria itu menambahkan,ISIS membangun pusat penahanan bagi perempuan. "Hanya Allah yang tahu apa yang mereka lakukan di dalam sana. Penderitaan kami di bawah ISIS sungguh tak terlukiskan," kata dia.

Hampir tiga tahun ISIS mengendalikan Manbij. Kebanyakan warga berhasil kabur kala itu. Namun, sebagian lainnya tak punya pilihan. Mereka harus tunduk demi selamat.

Muhammad al-Abdullah mengaku melihat kebiadaban ISIS. Tak hanya sekali, tapi berkali-kali. "Teroris mempertontonkan pada kami, bagaimana mereka menyembelih dan membantai orang. Sungguh menakutkan, pada malam hari aku tak bisa tidur karena dibayang-bayangi adegan sadis itu. Terkadang, para militan bahkan meminta warga berpartisipasi dalam eksekusi."

Warga Manbij itu menambahkan, tak ada pendidikan di bawah kekuasaan ISIS. Sekolah ditutup. Roti dan kebutuhan dasar tak cukup. "Mereka bahkan tak mengizinkan kami pergi ke dokter, mengklaim mereka yang bekerja di rumah sakit murtad," kata Aktivis Muhammad al-Abdullah.

Dia menambahkan, warga makan dari sampah. Mereka yang ketahuan merokok akan dihukum. Sementara, perempuan yang tak mengikuti aturan berpakaian ISIS akan disanksi berat.

Mereka juga digunakan sebagai perisai hidup. ISIS kerap mengumpulkan masyarakat awam demi menghindari serangan udara.

"Ketika kembali, ada ranjau yang ditanam di rumah kami. Mereka bahkan menempatkan bom dalam masjid. Kemarin sejumlah orang yang membersihkan masjid di Manbij menemukan bahan peledak yang ditempatkan para teroris itu di dalam Alquran. Apakah itu perilaku yang Islami?

Bebasnya Manbij dari ISIS disambut sukacita warga. Namun, sejumlah 'warisan' mengerikan ditinggalkan kelompok yang juga disebut Daesh itu.

 Seorang tentara Syria Democratic Forces (SDF) tampak berjalan di Manbij pada awal bulan Juli (Reuters)



Pasukan aliansi Arab-Kurdi menemukan puluhan kuburan massal di sana, berisi jasad warga sipil yang berusaha lari dari kota saat masih berada di kekuasaanISIS.

"Saya bisa mengatakan bahwa lebih dari 90 persen taman di Manbij telah diubah jadi kuburan. Di taman ini saja ada 27 makam tak teridentifikasi, mereka adalah warga sipil yang mencoba kabur dari Daesh," kata Hassan Abu Kant, dari bataliyon Pasukan Demokratik Suriah atau Syrian Democratic Forces (SDF).

Manbij berada di satu-satunya jalur suplai ISIS antara perbatasan Suriah dan Turki dan markas mereka di Raqqa.

Pembebasan Manbij menandai kekalahan strategis terbesar bagi ISIS di Suriah sejak Juli 2015, ketika kelompok teroris itu kehilangan kota strategis penting lainnya, Tal Abyad di perbatasan Suriah dengan Turki.

Setelah Manbij, kota-kota lain diharapkan segera menyusul untuk dibebaskan.

Berikut kota-kota di Irak dan Suriah yang masih dibelenggu ISIS dan yang telah merdeka (Liputan6.com/Deisy)

 

ISIS Masih Jadi Ancaman


Militan ISIS tak 'sejantan dan sesangar' citra yang ingin mereka tampilkan dalam video maupun foto propaganda. Saat kabur dari Kota Manbij, Suriah mereka justru melakukan tindakan pengecut.

Sejumlah warga sipil dijadikan 'perisai hidup'. Belum jelas apakah mereka adalah keluarga anggota ISIS. Namun, juru bicara pasukan koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat menyebut, beberapa dari mereka adalah sandera.

Foto udara yang dirilis Pasukan Demokratik Suriah atau Syrian Democratic Force (SDF) menunjukkan iring-iringan kendaraan milik militan ISIS yang mengarah ke utara.

Konvoi kendaraan militan ISIS yang lari dari Kota Manbij, Suriah (SDF)


Ada 100-200 mobil dalam konvoi yang terdeteksi mengarah utara, ke perbatasan Turki. Di dalam kendaraan warga sipil bercampur dengan militan.

SDF mengambil alih Manbij pekan lalu setelah pertempuran sengit selama 10 pekan. Menurut organisasi HAM, Syrian Observatory for Human Rights yang bermarkas di Inggris, pertempuran itu menewaskan sedikitnya 437 warga sipil, 299 militan SDF, dan 1.019 anggota ISIS.

Menurut SDF, ISIS sempat menculik 2.000 warga -- untuk dijadikan perisai hidup saat mereka melarikan diri. Namun, beberapa dari sandera kemudian dibebaskan.

Sandera sipil ditempatkan di dalam mobil para militan ISIS yang lari dari Manbij (SDF)


Bukan kali ini saja ISIS menggunakan manusia sebagai perisai hidup. Hal serupa juga dilakukan dalam sejumlah konflik di Irak dan Suriah, misalnya di Fallujah pada Mei dan Juni 2016. Pasukan Irak berhasil mengambil alih sebagian besar kota itu dari ISIS.

Melemah?

Pada 2014, ISIS mencaplok sejumlah besar wilayah Irak dan Suriah, menjadikan sekitar 10 juta warga di bawah kuasanya yang tak mengenal belas kasihan.

Pada Juni tahun itu, kelompok teroris tersebut menyerbu kota Mosul di Irak utara, dan kemudian bergerak ke selatan menuju ibu kota, Baghdad.

Dua bulan kemudian, setelah militan ISIS merangsek ke Kota Irbil di Irak, AS meluncurkan serangan udara terhadap posisi-posisi organisasi teroris itu Irak. Sebuah koalisi multinasional yang dipimpin AS kemudian gencar melakukan serangan udara.

Sejak itu, ISIS telah kehilangan sekitar 40 persen wilayah kekuasaannya di Irak, dan sekitar 10-20 persen di Suriah.

Laporan terbaru dari konsultan pertahanan, IHS, pasukan koalisi telah merebut kembali sebagian besar wilayah ISIS pada kuartal pertama 2016. Serangan udara juga telah menewaskan lebih dari 26 ribu militan ISIS.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan, organisasi teroris tersebut kehilangan banyak wilayah cengkeramannya, terutama di Irak dan Suriah.

"Pada kenyataannya, mereka cenderung dikalahkan," kata Obama awal Agustus lalu.

Namun, kata dia, ISIS tetap punya kemampuan untuk menebar teror, khususnya di luar wilayahnya. "Ancaman aktor tunggal atau sel kecil membunuh orang adalah nyata," kata Obama, di depan sejumlah jurnalis di Pentagon, seperti dikutip dari BBC.

Ia menambahkan, jaringan ISIS di AS kemungkinan telah diaktifkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya