Liputan6.com, Acquasanta Terme - Pasangan ini telah mempersiapkan pesta pernikahan yang sempurna selama lebih dari satu tahun. Baju pengantin, jas, lokasi yang romantis, dan para undangan.
Namun 4 hari sebelum hari H, sebagian dari gereja di mana pasangan itu bermimpi berdiri di altar, hancur karena gempa Italia tengah pada Rabu 24 Agustus 2016 dini hari.
Baca Juga
Meski perasaan mereka hancur lebur, tapi Ramon dan Martina Adazzi, tetap dengan rencana mereka. Pada hari Minggu 28 Agustus, mereka mengikat janji di tengah kota Acquasanta Terme, dekat dengan pusat gempa Italia. Lindu itu merenggut 291 nyawa dan nyaris meratakan seluruh desa-desa.
Advertisement
Pasangan itu patah hati tatkala pengurus gereja mengabarkan altar rumah ibadah itu tertutup dengan puing. Dinding rentang, dan atap gereja yang didirikan pada Abad ke-6 itu bolong dan hancur. Bangunan itu tak layak pakai.
"Tentu saja, awalnya aku kaget. Kami telah merencanakan perayaan ini lebih dari setahun," kata Martina Adazzi seperti dikutip dari CNN, Senin (29/8/2016).
Namun pasangan itu akhirnya memutuskan untuk tetap menikah.
"Saat ketua gereja Don Giovani mengatakan bahwa bangunan itu tak aman, aku berkata kepada kekasihku, 'aku ingin tetap merayakan pernikahan ini di sana, karena mereka butuh butuh waktu berpikir yang lainnya," kata Ramon Adazzi di hari pernikahan mereka.
"Aku mencintai kota ini, mencintai orang-orangnya. Kenapa aku harus menikah di kota lain?," tambahnya.
Jadi mereka memutuskan untuk merayakan di alun-alun desa, dengan latar belakang Gunung Marche yang hijau dan kota yang hancur.
Pesta pernikahan itu, yang dihadiri puluhan undangan, termasuk dari Brasil dan Kanada, dirayakan dengan penuh khidmat dan bahagia di tengah Italia tengah yang murung karena hancur oleh gempa. Perayaan itu pertanda bahwa hidup harus berlanjut.
"Tentu saja aku khawatir dan gugup. Dan aku tak ingin menciptakan lebih banyak masalah di desa itu," kata Martina, "Namun semua orang bahagia dan menyambut baik pernikahan kami."
Komunitas di area pegunungan di Italia tengah itu masih dirundung kesedihan. Ratusan nyawa hilang sementara mereka kebingungan dengan hancur dan ratanya desa.
Kira-kira 20 kilometer ke arah barat daya, adalah kota Amatrice. Di situlah, pusat dari gempa 6.2 skala Ritcher berlangsung.
Kota asal pasta Amatriciana yang terkenal itu seharusnya gegap gempita menyambut liburan musim panas dan festival spagetti yang sejatinya berlangsung akhir pekan ini. Namun, yang datang adalah para tim penyelamat yang mencari korban di antara reruntuhan.
Hari ini adalah hari kelima setelah lindu mengguncang Italia. Sudah lewat dari 72 jam masa kritis di mana kemungkinan korban selamat bisa ditemukan. Namun masih banyak tubuh manusia yang mungkin masih terjebak di bawah reruntuhan...