Perangi Krisis Ekonomi, ASEAN-China Jalin Kerjasama Agenda 2030

Dunia sedang menghadapi krisis. SSEAN harus bertahan dalam menghadapi tantangan dari krisis itu.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 19 Sep 2016, 18:42 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2016, 18:42 WIB
Perangi Krisis Ekonomi, ASEAN-China Jalin Kerjasama Agenda 2030
Perwakilan ASEAN, China, UNDP dan Misi Agenda 2030 (Liputan6.com/Nurul Basmalah)

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan sumber daya manusia di China berkembang dengan pesat. Negara itu menekankan pada beberapa nilai dalam mendongkrak pertumbuhan tersebut seperti tingkat kedisiplinan, kerajinan, ketekunan, hemat, dan inovasi yang tinggi.

Hal tersebut membuahkan hasil yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya di wilayah yang terkenal sebagai negara pengembangan terbesar di dunia itu.

Misi pertumbuhan ekonomi, pemberantasan kemiskinan, serta peningkatan pendidikan di China yang telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir pun menarik perhatian ASEAN. Kerja sama pun digagas dua pihak.

Untuk mensosialisasikan keberhasilan program tersebut, Sekretariat ASEAN dengan United Nations Development Programe (UNDP) menyelenggarakan pertemuan bertajuk 'Symposium on the 2030 Agenda for Sustainable Development 'Leave No One Behind'.

Acara tersebut bertujuan untuk membahas tantangan penerapan Agenda 2030 dan Visi ASEAN di 2025, serta kelanjutan kerjasama jangka panjang antara kedua belah pihak.

Wakil Sekjen ASEAN Vongthep Arthakaivalvatee mengatakan, kerjasama tersebut akan dilaksanakan dalam bidang pemberantasan kemiskinan, ketahanan lingkungan, investasi, kesehatan, dan pendidikan.

"Mempromosikan komunitas pembangunan ASEAN akan membutuhkan kesadaran  publik, kepemilikan, dan kapasitas bangunan. Pelaksanaan visi ASEAN 2025 dan Agenda 2030 akan menjadi kunci penentu dalam kerjasama ini," kata  Vongthep ditemui Liputan6.com dalam pembukaan acara sosialisasi kerjasama tersebut, Senin  (19/9/2016).

Wakil Sekjen ASEAN itu juga menambahkan, bahwa anggota perserikatan Asia berharap semua kepala negara hadir dalam pembicaraan lebih lanjut yang akan dilakukan di New York, 19-29 September 2016 mendatang.

"Dunia sedang menghadapi krisis. Kita harus bertahan dalam menghadapi tantangan dari krisis ekonomi ini. China memiliki populasi yang banyak, tapi mereka berhasil menyejahterakan sumber daya manusianya," ujar Vongthep.

Menanggapi rencana kerjasama tersebut, Dubes China untuk ASEAN, H.E. Xu Bu, menekankan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan utama yang akan dicapai ASEAN bersama China.

"Ini merupakan sebuah kesempatan yang bagus untuk menjalani kerjasama. China dan ASEAN harus menyelaraskan strategi pembangunan, dan kemudian persekutuan, dan bekerjasama dalam pelaksanaan Agenda 2030, serta pembangunan dan kesejahteraan kawasan ini," kata Xu Bu.

Sekitar 60 perwakilan dari pemerintah berbagai negara ikut serta dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan program yang disebut dengan Sustainable Development Goals (SDGs) itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya