Keamanan Laut Meningkat, Angka Pembajakan 2016 Menurun

Setiap tahunnya, pembajakan menimbulkan kerugian mencapai USD 7 miliar.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 24 Okt 2016, 22:17 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2016, 22:17 WIB
Bajak laut
Ilustrasi perbandingan bajak laut beberapa abad lalu dan bajak laut Somalia masa kini. (Sumber Jacques de Sores dan The Vintage News)

Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini ada 26 awak kapal dari berbagai negara yang dibebaskan oleh para bajak laut Somalia. Mereka berhasil menghirup udara bebas setelah disandera sekitar 5 tahun.

Jika beberapa abad lalu bajak laut digambarkan sebagai seorang berkaki satu dengan seekor burung kakaktua bertengger di pundaknya maka tidak demikian dengan bajak laut masa kini.

Namun, bagaimana pun penampilannya, bajak laut benar-benar membuat pusing kepala bagi perusahaan pelayaran komersial karena menimbulkan kerugian dan kerusakan hingga bernilai jutaan dolar. Belum lagi jika jatuh korban jiwa.

Kabar baik datang belakangan. Dikutip dari The Vintage News pada Senin (24/10/2016), International Maritime Organization menyebutkan bahwa peristiwa pembajakan semakin berkurang dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam satu dekade terakhir saja ada 7.100 kejadian pembajakan dan 100 di antaranya berujung kepada kematian setidaknya satu orang. Demikian menurut data International Maritime Organization.

Menggerogoti Ekonomi Global

Pembajakan di laut berdampak pada perekonomian global. Serangan mereka dapat menimbulkan kerugian mencapai USD 7 miliar per tahun dalam bentuk kehilangan kargo atau strategi penangkalan pembajakan semisal peningkatan kecepatan yang menghabiskan lebih banyak bahan bakar.

Namun perlawanan yang dilakukan sejumlah negara dan perusahaan menyebabkan angka kerugian turun hingga USD 1,3 juta pada tahun lalu--antara lain melalui keterlibatan pihak militer dan koalisi berbagai negara.

Bajak laut Jack Rackham atau Calico Jack. (Wikimedia)

Pada 2011, pembajakan mencapai puncaknya ketika para pembajak dari Somalia menyerang ratusan kapal di lepas pantai Afrika.

Pembajakan kapal cukup sering terjadi di wilayah perairan Indonesia. Mungkin karena hal ini muncul anggapan jika ingin berkomunikasi dengan mereka cukup pelajari bahasa Indonesia. Meski demikian tak ada data pasti terkait hal tersebut.

Angka pembajakan di Indonesia memang sudah menurun hingga setengahnya pada tahun ini. Penyebabnya antara lain peningkatan keamanan galangan kapal dan kesigapan Angkatan Laut Indonesia.

Namun pembajakan masih menjadi masalah besar di lepas pantai Nigeria. Tak hanya menyerang kapal pengangkut minyak, para pembajak menculik awak kapal demi meminta tebusan. Demikian menurut International Maritime Bureau (IMB).

IMB yang berpusat di Kuala Lumpur menyebutkan, selama paruh pertama 2016 tercatat ada 98 kasus pembajakan dan perampokan bersenjata di laut. Jumlah ini turun tajam dibandingkan 134 kasus pada periode yang sama tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya