Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump menyerukan AS untuk memperkuat dan memperluas kemampuan nuklirnya. Presiden terpilih itu mengungkapkan hal tersebut dalam akun Twitternya.
"Amerika Serikat harus memperkuat dan memperluas kemampuan nuklirnya secara luar biasa," cuitnya pada Kamis, 22 Desember 2016.
Baca Juga
Menurut Arms Control Association, Amerika Serikat memiliki 7.100 senjata nuklir dan Rusia sebanyak 7.300 buah.
Advertisement
Beberapa jam setelah Trump mencuit hal tersebut, manajer komunikasi tim transisi Trump, Jason Miller, menjelaskan bahwa presiden terpilih itu mengacu pada ancaman penyebaran nuklir dan mengingatkan adanya kebutuhan kritis untuk mencegahnya.
Miller juga menambahkan, Trump menekankan perlunya untuk meningkatkan dan memodernisasi kemampuan pencegahan sebagai cara penting dalam menciptakan perdamaian dunia.
Trump mencuit hal tersebut beberapa jam setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin mengatakan bahwa Negeri Beruang Merah perlu meningkatkan potensi nuklirnya. Hal itu disampaikannya dalam pertemuan yang dilakukan dengan penasihat militer untuk meninjau kegiatan militer Rusia pada tahun 2016.
"Kita perlu memperkuat potensi militer dari kekuatan strategis nuklir lain, terutama dengan misil yang dipercaya dapat menembus sistem pertahanan rudal apa pun, baik yang telah ada dan akan datang," ujar Putin seperti dikutip dari BBC, Jumat (23/12/2016).
"Rusia juga harus berhati-hati untuk mengawasi adanya perubahan apapun dalam keseimbangan kekuatan dan situasi politik-militer di dunia, terutama di sepanjang perbatasan Rusia," imbuh Putin, di mana hal tersebut dinilai merujuk pada pertahanan rudal AS di Eropa timur -- yang menurut Pentagon -- disiagakan untuk melawan Iran.
Selama kampanye, Trump menyebut penyebaran nuklir sebagai masalah terbesar yang dihadapi dunia, namun ia juga tidak bisa mengesampingkan penggunaan senjata pemusnah massal itu.
Saksikan juga video menarik berikut ini: