Liputan6.com, London - Siapa sangka Ratu Elizabeth II pernah mengalami masa berbahaya dalam hidupnya. Nyawanya terancam, bukan di zona perang, melainkan di istananya sendiri.
Pada suatu subuh, di waktu yang dirahasiakan, sang pemimpin Inggris Raya dan negara-negara persemakmuran tengah berjalan-jalan di dalam lingkungan Buckingham Palace.
Ratu Elizabeth diceritakan oleh Media Times of London, memilih berjalan di pagi buta karena susah untuk tidur.
Advertisement
Saat melangkahkan kakinya di sekitar istana, ia melihat sesosok orang yang muncul di tengah kegelapan malam.
Sosok tersebut melepaskan tembakan peringatan ke arah Ratu, sembari berteriak, "Siapa kamu?"
Tembakan untungnya meleset. Sang penembak yang merupakan penjaga istana yang tengah berpatroli, mekudian, mulai menyadari ia telah melakukan dosa besar: mencoba menembak Ratu Inggris.
Baca Juga
Setelah 100 persen sadar, penembak yang namanya dirahasiakan, segera menghampiri Ratu. Kata maaf pun terlontar dari mulutnya. Badan kekarnya pun limbung akibat rasa bersalah.
"Yang Mulia saya hampir menembak anda," ucap pengawal tersebut sembari terus meminta maaf.
Menyadari kesalahan fatalnya, sang penjaga, mengakui semua kekeliruannya. Dia menegaskan siap menerima semua konsekuensinya, termasuk yang paling buruk sekali pun.
Namun, Ratu Elizabeth sama sekali tidak mempermasalahkannya. Ia menyebut mengerti kondisi kenapa tembakan dilepaskan kepada dirinya.
Sang pengawal diberi maaf. Tak hanya itu, pria tersebut sama sekali tidak menerima hukuman.
Bahkan menurut pengakuan pengawal tersebut ratu bahkan sempat mengeluarkan gurauan, "Lain kali saya akan menelepon anda terlebih dahulu, sehingga Anda tak harus menembak saya."