Tak Rela Dikaitkan Nazi, CIA Minta Donald Trump Jaga Bicaranya

Direktur CIA, John Brennan memperingatkan Trump untuk "menjaga omongannya" setelah resmi menjadi penguasa Gedung Putih.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 16 Jan 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 08:42 WIB

Liputan6.com, Washington, DC - Donald Trump dikenal ceplas-ceplos saat menyuarakan pikirannya, saat debat, pidato, konferensi pers, juga dalam cuitan di akun Twitternya. Namun, sikapnya itu bisa jadi masalah saat menjadi Presiden Amerika Serikat.

Direktur CIA, John Brennan memperingatkan Trump untuk "menjaga omongannya" setelah resmi menjadi penguasa Gedung Putih.

Itu berarti Trump harus berhenti mengeluarkan pernyataan terkait isu-isu keamanan nasional secara terbuka di akun Twitternya.

"Tak ada niat saya untuk mengecilkan arti presiden terpilih dan timnya. Adalah tanggung jawab kita semua untuk memastikan mereka memahami persis bahaya yang ada di luar sana," kata Brennan dalam wawancara dengan Fox News, seperti dikutip dari CNN, Senin (16/1/2017).

Trump sebelumnya mengecam komunitas intelijen secara berulang kali dalam beberapa pekan terakhir, untuk merespons -- apa yang menurutnya sebagai pemberitaan tak berimbang -- yang dipicu informasi rahasia yang bocor.

Kecaman itu ia sampaikan lewar Twitter, dan kemudian dalam konferensi pers perdananya pada Selasa 11 Januari 2017. Donald Trump mengaitkan kebocoran tersebut dengan 'Nazi Jerman'.

Menurut Brennan, keluarnya istilah 'Nazi Jerman' dari mulut Trump adalah hal yang keterlaluan.

"Saya merasa sangat tersinggung soal itu. Tak ada dasar bagi Trump untuk menunjuk hidung komunitas intelijen atau bocoran informasi yang sudah tersedia untuk umum (sebagai 'ulah Nazi')," kata Brennan.

Brennan menambahkan, Trump harus menyadari bahwa kata-kata yang ia keluarkan bisa berpengaruh negatif pada keamanan nasional AS.

"Jika ia tidak memiliki keyakinan pada komunitas intelijen, sinyal apa yang kirim ke mitra, sekutu, serta musuh kita?" kata Brennan.

Ia juga mengomentari soal pernyataan miliarder nyentrik itu yang kerap menguntungkan pihak Rusia.

"Menurut saya, Trump tak punya pengetahuan penuh soal kemampuan dan niat Rusia," kata Brennan. Pembawa acara The Apprentice itu juga dinilai tak tahu dampak pendekatannya ke Moskow selama ini.

Beberapa hari jelang masa jabatannya di CIA habis, Brennan mengaku mengamati tim keamanan nasional pilihan Trump: siapa nama-nama yang ditunjuk untuk jabatan menteri pertahanan, direktur CIA, dan menteri keamanan dalam negeri.

"Mereka yang nantinya dapat memberinya beberapa nasihat yang bijaksana tentang apa yang Trump perlu lakukan, agar ia tak terlalu spontan," kata Brennan.

"Ini lebih dari soal Trump. Ini tentang nasib Amerika Serikat."

Menanggapi wawancara tersebut, Trump kembali mencuit di Twitternya. Ia mengutip pernyataan wartawan veteran Washington Post, Bob Woodward.

Kepada Fox News, Woodward mengatakan bahwa dokumen-dokumen yang dikumpulkan tentang pribadi seseorang tak seharusnya tak dikuak ke publik.

"Terimakasih pada Bob Woodward yang mengatakan 'Itu adalah dokumen sampah...tak seharusnya dikeluarkan...Hak Trump untuk kecewa (marah)...'," tulis Trump.

Trump Akan Bertemu Putin?

Donald Trump dan Vladimir Putin (Reuters)

 

Wawancara Brennan di Fox News Sunday dilakukan sepekan setelah badan intelijen AS melaporkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin diduga berupaya mengintervensi Pilpres 2016.

Trump, yang selama berbulan-bulan meremehkan kesimpulan badan intelijen -- bahwa Moskow melakukan upaya peretasan dengan target kampanye capres Demokrat, Hillary Clinton -- akhirnya mengakui adanya intervensi Rusia saat konferensi pers.

Namun, baik Kremlin maupun tim Donald Trump membantah laporan Sunday Times bahwa kedua belah pihak merencanakan dilakukannya pertemuan tingkat tinggi antara bos properti itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di ibukota Islandia, Reykjavik.

Reykjavik adalah lokasi dilakukannya pertemuan antara Ronald Reagan dan Mikhail Gorbachev di penghujung Perang Dingin pada 1986.

Jika pertemuan itu benar, niat Donald Trump dan Putin dipertanyakan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya