Tirai Emas hingga Patung Churcill Hiasi Ruang Kerja Presiden AS

Perubahan signifikan terjadi di ruang kerja presiden AS yang kini dihuni oleh Donald Trump. Apa saja?

oleh Jeannette Kifli diperbarui 24 Jan 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 08:15 WIB
Patung Martin Luther King Jr masih tetap berada di Ruang Oval Gedung Putih
Patung Martin Luther King Jr masih tetap berada di Ruang Oval Gedung Putih (Twitter/@PressSec)

Liputan6.com, Washington, DC - Tak hanya penghuninya yang berganti, desain interior di ruang kerja Presiden Amerika Serikat (AS) juga berubah. Gorden merah marun yang digunakan pada era Barack Obama kini berwarna emas pada masa Donald Trump.

Perubahan tersebut tertangkap kamera saat Presiden Trump mengundang awak media menyaksikan penandatanganan perintah eksekutif perdananya di Ruang Oval. Tirai berwarna emas tersebut membawa ingatan publik pada desain interior di apartemen sang presiden di Trump Tower.

Seperti dikutip dari Abcnews.go.com, Selasa, (24/1/2017), yang juga ikut berubah di ruangan itu adalah karpet. Pada era Obama, Ruang Oval memasang ambal yang bertuliskan kutipan dari sejumlah pemimpin, termasuk di antaranya Martin Luther King Jr dan empat mantan presiden AS lainnya.

Sementara, ambal baru yang terpasang di Ruang Oval disebut mirip dengan karpet pada era Presiden George W Bush. Ibu negara saat itu, Laura, mendesain sebuah karpet yang mengekspresikan semangat optimisme sang suami dan warnanya kuning keemasan.

Ada perubahan signifikan lain yang terjadi di Ruang Oval. Trump menempatkan patung mantan Perdana Menteri Inggris, Winston Churcill, di sana.

Sebelumnya, Obama sempat membuat geram partai nasionalis kanan Inggris, UKIP, saat ia memutuskan mengganti patung Churcill dengan Martin Luther King Jr.

Kontroversi antara kedua pihak memuncak ketika pada April 2016 lalu, dalam lawatannya ke Inggris, Obama mendesak rakyat di negara itu untuk menolak referendum Brexit. Sementara UKIP mendukung penuh Brexit.

Keputusan Obama soal patung tersebut direspons oleh politikus yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Inggris saat ini, Boris Johnson. Ia menyarankan Obama untuk segera mengganti patung Martin Luther King Jr.

Ia menilai patung tersebut sebagai simbol ketidaksukaan leluhur Obama yang berdarah Kenya kepada Kerajaan Inggris. Pernyataan Johnson itu ditanggapi Obama.

Menurut dia, memajang patung Martin Luther King Jr di Ruang Oval sangat penting bagi dirinya yang tercatat sejarah sebagai presiden Afrika Amerika pertama. Sementara itu, patung Churcill dipindahkan ke sebuah ruangan di dekat Ruang Oval di mana ia masih dapat melihatnya setiap hari.

Konflik patung Churcill-Martin Luther King Jr ini pun akhirnya melibatkan Trump ketika mantan ketua Partai UKIP, Nigel Farage, bertamu ke Trump Tower, tepatnya sehari setelah kemenangan suami Melania itu diumumkan.

Di media sosial Twitter, Farage berkicau, dalam pertemuan tersebut keduanya membahas tentang patung Churcill. Ia menyambut baik niat Trump yang akan memajang kembali patung itu.

Dan benar saja, tak butuh waktu lama, patung Churcill kembali berada di Ruang Oval setelah Trump resmi berkantor di sana. Meski demikian, patung Martin Lither King Jr tak dipindahkan dari ruangan itu.

Hal ini diketahui dari kicauan Sekretaris Pers Gedung Putih, Sean Spicer. Foto yang dipublikasikan Spicer di Twitter menunjukkan bahwa patung Martin Luther King Jr tetap berada di Ruang Oval.

Tak semuanya berubah. Meja kerja presiden yang dikenal dengan Resolute Desk masih tetap ada di Ruang Oval. Meja itu telah digunakan selama puluhan tahun, termasuk oleh Obama.

Perubahan yang terjadi di Ruang Oval merupakan bagian dari proses transisi di Gedung Putih dari satu keluarga ke keluarga berikutnya. Presiden baru dan First Lady memiliki kebebasan sepenuhnya untuk mendekorasi ruangan pribadi mereka yang terletak di lantai dua dan lantai tiga di Gedung Putih.

Namun ada pengecualian, setiap perubahan yang terjadi di kamar tidur Lincoln dan kamar tidur Queen harus mendapat persetujuan dari Komite Pelestarian Gedung Putih.

"Salah satu hal paling indah dari Gedung Putih adalah itu seperti museum yang hidup, penuh sejarah dan akan terus berkembang," ujar Anita McBride, mantan kepala staf untuk Laura Bush. (Jeannette Kifli)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya