Liputan6.com, New Delhi - Polusi yang semakin parah di India sekarang menyaingi China dalam hal kematian dini tahunan yang terkait polusi, demikian menurut suatu penelitian teranyar.
Penelitian yang diterbitkan Selasa lalu menyebutkan India sekarang menyaingi China sebagai negara paling mematikan dalam urusan polusi. Padahal, peringatan sudah banyak diberikan akan sumbangsih pembakaran batu bara dalam pencemaran udara.
Advertisement
Baca Juga
Namun demikian, seperti dikutip dari Seeker pada Sabtu (18/2/2017), ketika angka kematian terkait polusi udara di China sudah mulai tetap, angka serupa di India tengah menanjak. Beberapa pembacaan kadar smog di kota-kota besar terus-terusan melebihi batas paparan aman.
India meraih rekor peningkatan 50 persen angka kematian dini terkait partikel udara yang disebut PM2,5 antara 1990 dan 2015, demikian menurut temuan laporan itu.
Partikel-partikel mikroskopis itu sangat ringan sehingga mengambang di udara dan menempel jauh di dalam paru-paru. Partikel itu telah dikaitkan dengan peningkatan angka kanker paru, bronkitis akut, serta penyakit jantung.
Menurut laporan terbitan Health Effects Institute dan Institute for Health Metrics and Evaluation, "India sekarang mendekati China untuk angka kematian terkait PM2,5."
Bersama-sama, dua raksasa Asia itu bertanggungjawab atas lebih dari setengah angka kematian global terkait paparan PM2,5, demikian menurut laporan tersebut.
Upaya-upaya untuk mengurangi smog di China telah membawa angka kematian dini hampir tetap pada 1,1 juta orang per tahun sejak 2005. Di India, angka itu menanjak dari 737.400 kematian dini per tahun pada 1990 menjadi 1,09 juta kematian dini per tahun pada 2015.
Ajay Mathur, direktur jenderal di Energy and Resources Institute di Delhi mengatakan, "Jelaslah perlu lebih banyak upaya bersama untuk mengatasi dampak buruk polusi udara di India."
Pertumbuhan Ekonomi dan Kebutuhan Energi
India yang bergeliat pesat mengalami transformasi cepat bidang ekonomi dalam dua dekade terakhir dan penggunaan batu bara untuk energi serta pembakaran ladang untuk tanaman baru telah mendongkrak polusi.
India dan Bangladesh mengalami peningkatan paling pesat polusi sejak 2010 dan sekarang memiliki konsentrasi tertinggi PM2,5 sedunia, demikan menurut laporan tadi.
New Delhi dijuluki ibu kota paling tercemar sedunia. Pada November, konsentrasi PM2,5 merangkak ke angka berbahaya. Darurat kesehatan telah diterapkan di sana.
Sekolah-sekolah terpaksa ditutup dan pembangkit listrik di sekitar ibu kota dihentikan sementara, sementara pemerintah mencari cara cepat mengatasi kabut yang menyesakkan.
Negara berpenduduk 1,25 miliar orang itu sangat membutuhkan energi dan masih terus mengandalkan batu bara. Baru sedikit pembangkitan energi dari angin dan matahari, walaupun sudah ditetapkan secara ambisius.
Kata Sumant Sinha, pimpinan ReNew Power, "Batu bara belum akan hengkang. Polusi terkait batu bara pada lingkungan akan selalu hadir di India."
Pimpinan perusahaan energi bersih itu melanjutkan, "Sumber terbarukan belum berkembang cukup cepat agar kami bisa memberi dampak pada masalah tersebut."
"Kalau belum semua faktor bisa dikendalikan, menurut saya kita tidak akan bergerak mendekati pemecahan sebenarnya masalah tersebut."
Advertisement