Korsel: 2 Kementerian Korut Terlibat Pembunuhan Kim Jong-nam

Kim Jong-nam tewas pada 13 Febuari di bandara internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Siapa dalang pembunuhan masih misterius.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 27 Feb 2017, 20:20 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2017, 20:20 WIB
Kim Jong-nam
Kim Jong-nam

Liputan6.com, Pyonyang - Intelijen Korea Selatan menyampaikan analisis mereka terkait pembunuhan kakak pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam. Mereka mengindikasi ada keterlibatan dua Kementerian Korut dalam insiden itu.

Keterangan tersebut disampaikan seorang anggota parlemen Korsel, Kim Byung-kee. Pria itu telah diberi mandat oleh intelijen Negeri Gingseng untuk mengungkapkan hal itu. 

Kedua kementerian yang terlibat adalah Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keamanan Nasional. Mereka merupakan pihak di balik perekrutan dua eksekutor Jong-nam.

"Pembunuhan Kim Jong-nam merupakan aksi teror sistematis yang diperintahkan Kim Jong-un," ucap Byung-kee seperti dikutip dari CNN, Senin (27/2/2017).

"Operasi ini sudah direncanakan dengan menyertakan dua orang eksekutor dan satu kelompok pendukung," sambung dia.

Kim Jong-nam kehilangan nyawa pada 13 Febuari 2016. Insiden yang merenggut anak sulung Kim Jong-il terjadi di Bandara Internasional Kuala Lumpur.

Saat itu Jong-nam sedang menunggu penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Makau. Tiba-tiba dirinya didatangi dua orang perempuan yang menyerangnya secara tiba-tiba. Ada yang menyemprotkan, lainnya mengusapkan, cairan berbahaya ke wajahnya.

Sempat dilarikan ke rumah sakit, nyawa Jong-nam tak tertolong. Ia hanya bertahan 20 menit dari peristiwa penyerangan.

Salah satu dari eksekutor Jong-nam merupakan WNI asal Serang yang teridentifikasi sebagai Siti Aisyah.

Kim Jong-nam, berdasarkan keterangan otoritas Malaysia, kehilangan nyawa akibat racun VX nerve agent. Racun itu dikategorikan sebagai senjata pemusnah masal oleh PBB.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya