Wabah Kolera Mengganas di Tengah Perang Yaman

Setidaknya wabah kolera menewaskan 34 orang di Yaman. Sebanyak 2.022 lainnya jatuh sakit.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Mei 2017, 21:06 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2017, 21:06 WIB
 WHO mengatakan lebih dari 2.000 kasus kolera telah dilaporkan sejak akhir April 2017 (AP)
WHO mengatakan lebih dari 2.000 kasus kolera telah dilaporkan sejak akhir April 2017 (AP)

Liputan6.com, Sanaa - Kolera adalah infeksi bakteri pada usus halus yang bisa menyebabkan diare parah dan dehidrasi. Hal ini dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati. Penyakit ini kini menghantui Yaman, di mana negara itu kini merana akibat perang yang tak berkesudahan. 

Mengingat kondisi yang memprihatinkan itu, Medecins Sans Frontieres (MSF) atau Organisasi Dokter Tanpa Batas mengatakan bantuan kemanusiaan ke Yaman perlu ditingkatkan secepatnya. Organisasi itu mengatakan kolera telah menjadi wabah. Dalam dua minggu terakhir, 34 orang telah tewas. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menambahkan, dalam kurun waktu tersebut sedikitnya 2.022 orang di Yaman jatuh sakit akibat kolera.

Menurut WHO seperti dikutip dari ABCNews pada Rabu (10/5/2017), para korban kolera dan diare akut tersebut didapati di sembilan wilayah termasuk Ibu Kota Sanaa.

Sehari sebelumnya MSF menyatakan, sedikitnya 570 kasus kolera dideteksi selama tiga pekan di segenap penjuru negeri. Namun, sepekan terakhir kasus meningkat di lima provinsi. MSF pun mencemaskan potensi ancaman wabah.

"Kami sangat khawatir penyakit ini terus menerus menyebar dan tak terkontrol," kata Shinjiro Murata, kepala misi MSF di Yaman dalam pernyataannya. 

MSF juga manambahkan kekhawatiran wabah kolera di  Yaman yang dilanda perang dapat menyebar dan menjadi tidak terkendali.

‘"Dua tahun perang, sistem layanan kesehatan ambruk, rumah-rumah sakit hancur, dan gaji para pegawai pemerintah belum dibayar,’' kata Juru Bicara MSF Ghassan Abou Chaar.

Ini adalah kali kedua kematian warga terkait kolera dalam setahun terakhir di Yaman. Lebih dari 8 juta orang kekurangan akses terhadap air minum dan sanitasi.

PBB mengatakan seorang anak berusia di bawah lima tahun meninggal karena penyebab yang sebetulnya dapat dicegah. Namun hal tersebut terhalang karena kurangnya fasilitas. Badan Dunia itu juga menyebut Yaman sebagai negara yang mengalami 'krisis kemanusiaan terbesar di dunia'.

Sekitar 17 juta orang kekurangan makanan dan sepertiga dari provinsi di negara tersebut berada di ambang kelaparan.

PBB mengatakan 18,8 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan atau perlindungan di Yaman. Negara tersebut dinilai menjadi negara termiskin di kawasan timur tengah.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya