Siswa Tunanetra di Malaysia Hafalkan Alquran dengan Huruf Braille

Meski tengah menjalani ibadah puasa, para siswa tak terlihat lelah saat menghafal kitab suci Alquran dengan huruf Braille.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 09 Jun 2017, 06:54 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 06:54 WIB
Kegiatan siswi di Malaysia menghafal Alquran yang telah disalin menggunakan huruf Braille (AFP)
Kegiatan siswi di Malaysia menghafal Alquran yang telah disalin menggunakan huruf Braille (AFP)

Liputan6.com, Kuala Kubu Bharu - Sebuah komunitas kecil beranggotakan siswa tunanetra di Malaysia teguh mempelajari dan menghafal kitab suci Alquran secara keseluruhan.

Hal tersebut adalah tugas yang berat bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sebab, merekaharus membaca setiap lembar ayat suci Alquran hingga 40 kali.

Dikutip dari laman Straits Times, Kamis (8/6/2017) meskipun sedang menjalani ibadah puasa, delapan siswa yang tergabung dalam komunitas ini sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kelelahan. Padahal mereka harus membaca setiap ayat Alquran menggunakan huruf Braille yang sistem membacanya di sentuh menggunakan jari jemari.

Huruf Braille sendiri adalah sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang yang mengalami gangguan pada penglihatan (tunanetra). Sistem ini diciptakan oleh seorang warga Perancis yang bernama Louis Braille telah mengalami kebutaan sejak kecil.

Para siswa yang semuanya mengalami kebutaan sejak lahir, kini sedang belajar dan menghafal kitab suci Alquran.

Untuk mempelajari hal tersebut mereka bergantung pada salinan Alquran buatan Malaysia yang ditulis dengan huruf Braille.

"Mereka harus menghafal satu sampai dua halaman sehari. Dalam proses menghafal, mereka harus membaca 30 sampai 40 per halaman sehingga dapat ayat-ayat yang mereka lantunkan dapat terekam di memori mereka," ujar Ahmad Qusairi Mat Zizi, guru baca Alquran yang juga mengalami kebutaan.

Para siswa yang berusia 19 hingga 21 tahun ini telah belajar di tempat kursus selama empat tahun untuk memperdalam ilmu agama.

"Motivasi saya datang ke sini karena orangtua dan diri saya sendiri. Sebab menghafal Alquran adalah salah satu ambisi saya," kata Nur Basyirah Azhar.

Para guru berharap, begitu para siswa telah menyelesaikan kursus, mereka menginginkan siswanya untuk dapat memilih studi Islam di tingkat perguruan tinggi.

Seorang pengajar di komunitas tersebut juga mengatakan, ada institusi Malaysia lainnya yang juga menawarkan kelas membaca Alquran dengan huruf Braille.

Sementara itu, salinan kitab suci Alquran yang menggunakan huruf Braille juga dapat ditemukan di negera-negara lain, salah satunya Indonesia.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan, ia berharap Malaysia memiliki 125.000 orang yang dapat menghafal Alquran pada tahun 2050. Sebab, hal tersebut dapat menjadi kunci untuk membangun harmoni dan kemakmuran.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya