Otoritas Mesir Tahan WN Inggris Usai Bawa 290 Tablet Obat Nyeri

Saat diamankan oleh petugas, Plummer diminta untuk menandatangani sebuah penyataan maaf di 38 halaman dalam bahasa Arab.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 05 Nov 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 05 Nov 2017, 06:48 WIB
Misteri abadi (2)
Ilustrasi kapsul obat. (Sumber Max Pixel via Creative Commons)

Liputan6.com, Kairo - Otoritas Mesir menahan seorang wisatawan asal Inggris bernama Laura Plummer karena kedapatan membawa obat penahan rasa sakit.

Dilansir dari laman The Guardian, Sabtu (4/11/2017), wanita berusia 33 tahun yang bekerja sebagai penjaga toko di negara asalnya ditangkap setelah membawa 290 tablet tramadol dan beberapa naproxen untuk obat meredakan punggung suaminya. Keseluruhan obat itu ditemukan di dalam koper.

Tramadol adalah salah satu obat pereda rasa sakit yang digunakan untuk menangani nyeri sedang hingga berat (misalnya nyeri setelah operasi). Tramadol bekerja dengan cara memengaruhi reaksi kimia di dalam otak dan sistem saraf yang pada akhirnya mengurangi sensasi rasa sakit.

Saat diamankan oleh petugas, Plummer diminta untuk menandatangani sebuah penyataan maaf di 38 halaman dalam bahasa Arab.

Sebagai gantinya, wanita itu dimasukkan ke dalam sel yang sempit bersama 25 tahanan di penjara Mesir selama hampir satu bulan.

Kedatangan Plummer ke Mesir bertujuan untuk mengunjungi suaminya yang menderita sakit punggung sejak mengalami kecelakaan.

Pihak keluarga percaya bahwa Plummer tak bersalah. Bahkan, ibunya yakin anaknya tak tahu bahwa obat yang ia bawa adalah terlarang.

"Ia sama sekali tak melakukan kesalahan," kata ibu Plummer, Roberta.

"Obat penghilang rasa sakit ditempatkan di bagian atas koper dan ia tak menyembunyikannya," tambah Roberta.

 

Nasib Plummer saat Ditahan di Mesir

Tak lama setelah ditangkap pihak berwenang, Plummer mengirim pesan singkat kepada ayahnya dan berkata, "Saya dalam masalah dan saya membutuhkan bantuan."

Ibu dan saudara perempuan Laura telah melakukan perjalanan ke Mesir untuk mengunjungi anaknya sejak penangkapan tanggal 9 Oktober.

Saat ditemui, keluarga merasa tak mengenali Plummer setelah melihat kondisi anaknya yang memprihatinkan. Rambutnya rontok karena stress.

Menurut keterangan dari pihak keluarga, Plummer punya fobia terhadap toilet orang lain dan tak bisa berbagi kamar mandi. Mereka menduga hal itu yang jadi dampak trauma anaknya.

Plummer dijadwalkan menjalani sidang pada 9 November mendatang. Ia mendapat dukungan dari Kementerian Luar Negeri Inggris.

"Kami mendukung warga negara Inggris yaitu seorang perempuan yang ditahan di Mesir," ujar juru bicara kemlu Inggris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya