Liputan6.com, Suva - Sejumlah lembaga pendidikan tinggi di Indonesia menyepakati kerja sama riset gabungan dengan beberapa mitra dari negara di kawasan Pasifik. Teken kerja sama itu dilakukan saat kunjungan delegasi akademik dan pemerintah Indonesia ke Suva, Fiji, pada 8 - 10 November 2017 lalu.
"Ada banyak kesamaan karakteristik alam antara Indonesia Timur dengan kawasan Pasifik, termasuk kandungan tanah dan biodiversitas," kata Reginawanti Hindersah, Research Manager, Maluku Corner Universitas Padjadjaran, saat pembahasan kerja sama riset dengan University of the South Pacific (USP) dan Fiji National University (FNU). Demikian seperti dikutip dari rilis resmi Kementerian Luar Negeri RI yang diterima Liputan6.com, Minggu (19/11/2017).
Sementara itu, Parahyangan Center for International Studies (PACIS) Universitas Katolik Parahyangan juga menyepakati penelitian tentang isu dan kebijakan strategis di Pasifik dengan para mitra.
Advertisement
"Isu perubahan iklim dan bencana alam merupakan dua permasalahan utama di Pasifik yang juga dihadapi Indonesia. Keduanya perlu dilihat dari aspek human security," kata Elisabeth Dewi kepala PACIS.
Baca Juga
Kerja sama dengan dua universitas ternama di Pasifik tersebut didorong oleh Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI serta didukung KBRI Suva dengan melibatkan pejabat dan peneliti dari Universitas Padjadjaran dan Universitas Katolik Parahyangan.
Kunjungan menghasilkan kesepakatan kerja sama yang diformalkan melalui penandatanganan Letter of Intent antara dua universitas di Indonesia dengan mitra universitas di Pasifik tersebut.
Sejumlah dosen dan peneliti dari kedua belah pihak telah berdiskusi untuk membahas berbagai topik penelitian bersama, seperti komparasi di bidang pertanian, kehutanan, dan maritim antara Indonesia bagian timur dan Pasifik serta perkembangan demokratisasi di Pasifik.
"Khusus untuk penelitian di Pasifik, Universitas Padjadjaran membawa pusat unggulan Maluku Corner yang telah miliki program pengabdian masyarakat dengan Universitas Pattimura di Indonesia Timur," papar dr Budi Setiabudiawan, SpA(K), selaku Direktur Kerjasama dan Korporasi Akademik, Universitas Padjadjaran.
Kunjungan Indonesia ke dua universitas di Pasifik tersebut diterima dengan hangat. "Hari ini saya lihat ekspresi antusias dari para peneliti di USP untuk jalankan joint research dengan Indonesia," kata Jito Vanualailai selaku Research Director USP.
Lebih lanjut, Prof Nigel Healey selaku Vice Chancellor FNU telah menandatangani dua Letter of Intent (LoI) kerja sama penelitian dengan Universitas Padjadjaran dan Universitas Katolik Parahyangan. Nantinya, setiap universitas dapat melakukan kerja sama penelitian, pertukaran data dan pertukaran dosen, peneliti dan mahasiswa.
USP dan FNU tidak sekadar menjadi dua universitas terbaik di Fiji, tapi juga di seluruh kepulauan Pasifik. Kedua universitas tersebut menghasilkan alumni yang menjadi tokoh-tokoh berpengaruh di Pasifik.
USP sendiri merupakan universitas regional, konsorsium 12 negara kepulauan Pasifik, yaitu Kepulauan Cook, Fiji, Kiribati, Kepulauan Marshall, Nauru, Niue, Samoa, Kepulauan Solomon, Tokelau, Tonga, Tuvalu, dan Vanuatu.
Adapun FNU merupakan universitas negeri di Fiji yang sangat kuat dalam keilmuan pertanian, kehutanan, dan perikanan serta studi masyarakat dan bisnis. Hal tersebut merupakan basis utama ditunjuknya USP dan FNU sebagai mitra dalam kerja sama riset kali ini.