Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Bebas dari Ancaman Misil, Warga Hawaii Buka Situs Porno?

PornHub merilis data yang menunjukkan adanya lonjakan lalu lintas ke situs itu sekitar 15 menit.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 19 Jan 2018, 07:48 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2018, 07:48 WIB
Suasana Kota Honolulu, Hawaii saat notifikasi ancaman misil yang ternyata alarm palsu terjadi pada Sabtu pagi (13/1/2018) (AFP)
Suasana Kota Honolulu, Hawaii saat notifikasi ancaman misil yang ternyata alarm palsu terjadi pada Sabtu pagi (13/1/2018) (AFP)

Liputan6.com, Honolulu - Sebuah notifikasi ancaman misil Korea Utara yang muncul di hampir seluruh layar ponsel milik penduduk Hawaii, Amerika Serikat, memicu kepanikan massal pada Sabtu, 13 Januari 2018 pagi waktu setempat.

Sejumlah warga segera mengevakuasi diri. Selain itu, beberapa turis buru-buru meninggalkan berbagai lokasi wisata untuk mencari tempat aman. Kepanikan menjalar cepat bak api dalam sekam.

Tapi tak disangka, sekitar 40 menit kemudian, muncul sebuah imbauan yang menyanggah kebenaran peringatan ancaman misil tersebut.

Ternyata notifikasi ancaman misil tersebut memiliki efek samping tak lama setelah pesan ancaman misil dinyatakan false (palsu).

Belakangan, muncul informasi menarik dari sebuah situs dewasa, PornHub.

Dari rilis kunjungan situs, kebanyakan warga Hawaii diduga langsung membuka situs porno tersebut pasca-ketegangan akibat peringatan palsu rudal Korea Utara.

Situs film dewasa itu merilis data yang menunjukkan adanya lonjakan lalu lintas ke situs itu sekitar 15 menit.

Setidaknya, kunjungan situs mereka melonjak 45 persen lebih banyak dari biasanya. Lonjakan itu terjadi pada pukul 09.01 waktu setempat.

Diduga hal tersebut terjadi karena adanya rasa lega penduduk yang terbebas dari ancaman misil. Jadi, mereka membuka situs porno.

Pihak PornHub menjelasakan, berdasarkan tampilan real-time per menit telah terjadi peningkatan lalu lintas kunjungan yang tajam.

 

Menekan Tombol yang Salah

Notifikasi ancaman misil di Hawaii (13/1/2018) yang ternyata sebuah 'false alarm' alias imbauan palsu (supplied via The New York Times)
Notifikasi ancaman misil di Hawaii (13/1/2018) yang ternyata sebuah 'false alarm' alias imbauan palsu (supplied via The New York Times)

Sebelumnya, demi meluruskan peristiwa dan menetralkan situasi tegang, pemerintah Hawaii pun buka suara.

"Itu sebuah kesalahan (false alarm) yang dilakukan saat prosedur standar jam pergantian kerja," kata Gubernur Hawaii, David Ige, seperti dikutip dari CNN.

"Seorang pegawai menekan tombol yang salah," lanjut Ige.

Ige juga mengonfirmasi bahwa alarm salah itu tersiar lewat ponsel, televisi dan radio.

Kendati demikian, lewat akun Twitter-nya, Ige mengatakan bahwa pemerintah Hawaii langsung segera mengadakan pertemuan dengan para pejabat tinggi terkait untuk membahas akar permasalahan sebenarnya dari insiden itu.

"Saya mengadakan pertemuan pagi ini dengan pejabat tinggi Dinas Pertahanan Hawaii dan Hawaii-EMA untuk menentukan penyebab false alarm tersebut dan demi mencegah agar peristiwa serupa tidak terulang lagi," papar Ige lewat akun Twitter resmi @GovHawaii.

Dalam kesempatan berbeda, Ketua Hawaii-EMA, Vern Miyagi turut mengonfirmasi bahwa insiden tersebut merupakan alarm yang keliru.

"Notifikasi imbauan itu adalah sebuah kesalahan," kata Miyagi.

Sementara itu, Juru Bicara Komando Militer AS Region Pasifik (USPACOM), Letkol AL David Benham, turut mengonfirmasi insiden tersebut sebagai sebuah false alarm.

"USPACOM tidak mendeteksi adanya ancaman misil balistik ke Hawaii. Notifikasi (ancaman misil) itu tersiar karena kesalahan. Pemerintah Hawaii akan mengoreksi sesegera mungkin," papar keterangan pers resmi dari Benham mewakili USPACOM.

Dua Kali

Sekitar 38 menit usai konfirmasi 'false alarm' itu mencuat, notifikasi ancaman misil kembali muncul di layar ponsel dan tersiar lewat televisi untuk kedua kalinya.

Notifikasi ancaman misil yang kedua itu, seperti dikutip dari CNN, juga merupakan sebuah 'false alarm'. Itu berarti, dalam rentang waktu yang cukup berdekatan, insiden serupa terjadi dua kali.

Uniknya, insiden kedua terjadi usai para pejabat tinggi Hawaii memastikan bahwa insiden yang pertama adalah sebuah alarm palsu. Kendati demikian, otoritas setempat masih terus menyelidiki rangkaian insiden tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya