Amerika Serikat Komitmen Terus Bantu RI Lawan Peredaran Narkoba

Pemerintah Amerika Serikat berkomitmen akan terus membantu RI dalam melawan kejahatan internasional, termasuk peredaran narkotika

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 30 Jan 2018, 20:58 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2018, 20:58 WIB
Gedung Putih  Amerika Serikat (Wikimedia Commons)
Gedung Putih Amerika Serikat (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan terus berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam melawan kejahatan lintas negara, termasuk salah satunya peredaran narkotika.

Hal itu diutarakan oleh James A Walsh, Asisten Deputi Menteri Luar Negeri AS untuk Biro Penegakan Hukum Narkotika Internasional (INL) pada 30 Januari 2018 waktu setempat.

"Pemerintah AS akan terus berkomitmen meneruskan kebijakan anti-kejahatan transnasional-nya, termasuk narkotika dan perdagangan satwa di kawasan. Serta membantu dan memperluas program itu di beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Kamboja, Laos, Vietnam, Indonesia, Filipina, dan Thailand," kata Walsh kepada Liputan6.com dalam telephonic briefing yang difasilitasi oleh US Department of State, Asia-Pacific Media Hub Manila (30/1/2018).

Ketika ditanya mengenai bentuk komitmen seperti apa yang akan dilakukan AS kepada Indonesia, khususnya dalam melawan peredaran narkotika, Walsh mengatakan bahwa Washington akan terus melanjutkan sejumlah program yang telah dilaksanakan di Tanah Air sejak beberapa waktu terakhir.

"Seperti memberikan bantuan teknis kepada otoritas Indonesia, program perbantuan penegakan hukum, serta program pencegahan peredaran via maritim," jelas Walsh.

Walsh juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan meneruskan supply and demand reduction programs -- skema program AS yang berupaya untuk memutus peredaran narkotika dengan menghentikan penawaran dan permintaan.

"Elemen program itu akan terus diberikan kepada berbagai organisasi non-pemerintah dan pihak berwenang di Indonesia yang terkait," papar Walsh.

Melanjutkan penjelasannya, Walsh juga mengatakan bahwa Amerika Serikat akan terus mendorong Kepolisian RI -- bersinergi dengan masyarakat Indonesia -- untuk mulai menerapkan prinsip pemolisian komunitas dalam melakukan pencegahan peredaran narkotika langsung di komunitas yang rawan.

Fokus pada Aspek Kemaritiman

Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Satgas 115 kembali melakukan pemusnahan barang bukti tindak pidana perikanan dengan menenggelamkan kapal perikanan pelaku illegal fishing di Natuna. (Dok: KKP)
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Satgas 115 kembali melakukan pemusnahan barang bukti tindak pidana perikanan dengan menenggelamkan kapal perikanan pelaku illegal fishing di Natuna. (Dok: KKP)

Salah satu poin dari komentar James Walsh yang cukup signifikan seputar kebijakan AS dalam membantu Indonesia melawan peredaran narkotika adalah, penekanannya untuk membantu pencegahan peredaran via laut dan maritim -- akses masuk ke Indonesia yang mudah dan vital.

Badan Narkotika Nasional (BNN) turut mengafirmasi bahwa jalur laut dan maritim merupakan 'rute favorit' bagi penyelundup narkotika. Demikian seperti dikutip dari BNN.go.id.

"Hal ini mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki bibir pantai yang panjang, serta memungkinkan adanya pelabuhan tersembunyi atau 'pelabuhan tikus'. Pelabuhan-pelabuhan seperti ini yang dapat mempermudah para penyelundup untuk mendistribusikan barang haram tersebut," papar BNN.

Selain itu, penekanan Walsh yang menggarisbawahi negara seperti Kamboja dan Laos yang dianggap krusial dalam peredaran narkotika di kawasan Asia Tenggara, selaras dengan pandangan BNN.

"Narkoba biasa diselundupkan melalui Sungai Mekong, yang melintasi negara-negara Asia Tenggara seperti Myanmar, Kamboja, dan Laos. Oleh karena itu memang dibutuhkan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara untuk menghadang distribusi narkoba tersebut," jelas BNN.

 

Fokus Maritim, Selaras dengan Komitmen Menhan AS

Laut China Selatan (Intelligence Specialist 1st Class John J Torres)
Laut China Selatan (Intelligence Specialist 1st Class John J Torres)

Beberapa pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan bahwa Amerika Serikat berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam hal keamanan maritim di kawasan Laut China Selatan dan Laut Natuna Utara -- kawasan yang kerap dijadikan rute peredaran narkotika via laut.

Hal itu diutarakan oleh Mattis dalam konferensi pers gabungan bersama Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, usai keduanya melakukan dialog bilateral di Gedung Kemhan RI, di Jakarta, 23 Januari 2018.

"Amerika Serikat siap membantu Indonesia untuk mempertahankan kewaspadaan domain maritim di Laut China Selatan dan Laut Natuna Utara," kata Menhan Mattis di pada Selasa, (23/1/2018).

"Hal itu yang akan kita tindak lanjuti. Kami (Mattis dan Ryamizard) pikir, kami harus melakukannya dengan bekerja sama," tambahnya.

Meski tak menyebut secara detail tentang pencegahan peredaran narkotika di laut kawasan tersebut, Menhan AS Jim Mattis menegaskan bahwa;

"Kita (AS) akan terus bekerja sama dengan kalian (Indonesia) untuk menjamin keamanan, kesejahteraan ... kepatuhan dan penghormatan terhadap hukum internasional, serta menjamin prinsip kebebasan bernavigasi (di kawasan maritim). Semua itu penting bagi semua negara," tambah pensiunan Jenderal Marinir AS itu.

Mattis juga menggarisbawahi signifikansi peran ASEAN -- di mana Indonesia merupakan salah satu negara motor penggerak organisasi tersebut -- dalam menjamin dan mempertahankan keamanan di kawasan maritim tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya