Swedia Dakwa Pria Uzbekistan Pelaku Teror Truk Stockhlom 2017

Kejaksaan Swedia telah mendakwa seorang pria Uzbekistan pelaku teror truk Stockholm yang terjadi pada April 2017.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 31 Jan 2018, 07:48 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2018, 07:48 WIB
Kendaraan yang digunakan dalam teror truk Swedia. (AP)
Kendaraan yang digunakan dalam teror truk Swedia. (AP)

Liputan6.com, Stockholm - Kejaksaan Swedia telah mendakwa seorang pria Uzbekistan pelaku teror truk Stockholm, yang menabrakkan truk curian ke kerumunan massa di pusat kota pada April 2017 lalu, yang menewaskan lima orang dan melukai 14 lainnya.

Tim jaksa mendakwa pelaku dengan pasal terorisme dan pelanggaran pidana lainnya. Demikian seperti dilansir VOA News pada 30 Januari 2018.

Rakhmat Akilov adalah satu-satunya tersangka dalam kasus teror truk itu. Dia juga telah mengaku bersalah.

Akilov ditangkap beberapa jam setelah dia mengemudikan truk bir curian ke kerumunan orang yang sedang berbelanja di jalan pusat perbelanjaan khusus pejalan kaki yang ramai dan menabrakkannya ke sebuah toserba mewah di pusat kota Stockholm pada 7 April 2017.

Sebelum melakukan teror truk Stockholm, Akilov (39) -- yang merupakan pekerja konstruksi dari Uzbekistan -- dikenai perintah deportasi dari Swedia karena permohonan suakanya ditolak.

Kronologi Teror Truk Maut Swedia

Ahlens Departmenst Store, lokasi teror truk Swedia. (Dokumentasi WNI Sensen Gustafsson)
Ahlens Departmenst Store, lokasi teror truk Swedia. (Dokumentasi WNI Sensen Gustafsson)

Jumat, 7 April pukul 15.00 waktu setempat, salah satu kawasan khusus pejalan kaki terbesar di Kota Stockholm, Drottninggatan (Queen Street), mendadak riuh. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri karena ternyata ada truk yang melaju dengan kecepatan tinggi ke arah mereka.

Teror truk Swedia itu bermula saat kendaraan bermuatan 30 ton dibajak dan menabraki pejalan kaki. Truk lalu menghantam bagian depan Ahlens Department Store dan memicu ledakan kemudian terbakar.

Seorang saksi mengatakan ada kereta dorong bayi terlempar ke udara, saat para pejalan kaki yang panik berlarian menyelamatkan diri.

"Tiga orang melompat keluar dari dalam truk dan melepaskan tembakan sebelum menikam pejalan kaki," kata saksi mata lainnya seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu 8 April 2017.

Teroris bersenjata itu terlihat berlari ke stasiun kereta pusat kota di Stockholm dan melepaskan tembakan. Dua orang kabarnya ditikam oleh mereka.

Spendrups Brewery mengatakan truk milik perusahaan merekalah yang dicuri. Sopir aslinya yang belum diidentifikasi, terluka akibat pembajakan karena ia bersikeras bergelantungan pada kendaraannya.

Setidaknya satu orang yang mengenakan balaclava berupaya masuk ke dalam truk dan mengendarainya, lalu menjatuhkan korban yang berupaya merebut kendaraan itu. Si sopir terluka, tapi tak mengancam nyawa.

Dua orang kemudian dilumpuhkan polisi dan ditangkap. Polisi menginvestigasi mereka, tapi keduanya tak dicurigai terlibat kejahatan apa pun.

Polisi lalu merilis CCTV pria yang melarikan diri, mengenakan jaket hijau, sepatu putih dan hoodie abu-abu.

Petugas mengatakan terduga pelaku teror truk Swedia pertama ditangkap pada Jumat malam di Marsta, berdasarkan sketsa pria dalam CCTV. Aksi kejar-kejaran pun terjadi saat penangkapan tersebut.

Gambar mengerikan berupa darah tersimbah di jalan dekat Ahlens Department Store, dan jasad yang ditutupi oleh selimut kemudian beredar.

Total empat orang tewas dan 15 lainnya luka-luka dalam insiden teror truk maut Swedia itu.

Perdana Menteri Swedia, Stefan Lofven, kemudian datang ke lokasi teror truk maut di Stockholm. Ia meletakkan buket mawar merah dan menyalakan lilin di luar toko Ahlens.

Dalam pidato pada Jumat malam, PM Lofven mengatakan bahwa nilai-nilai demokrasi dan kebebasan Swedia tidak akan "dirusak oleh kebencian" semacam serangan teror truk itu.

Serangan teror truk Swedia ini terjadi hanya 16 hari setelah teror Inggris di Westminster Bridge yang dilakukan oleh Khalid Masood. Ia menggunakan mobil untuk membunuh lima orang sebelum menikam seorang polisi hingga tewas di luar Gedung Parlemen.

Pada 2016, teroris ISIS menggunakan truk untuk membunuh lusinan orang di Berlin dan Nice.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya