Cuaca Ekstrem, Negeri di Lingkar Kutub Ini Lebih Hangat dari Sejumlah Negara Eropa

Akibat cuaca ekstrem, negeri di lingkar kutub ini diketahui lebih hangat daripada sebagian besar kawasan Eropa. Ini alasan lengkapnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Feb 2018, 04:05 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 04:05 WIB
Tahun Ini, Islandia Jadi Negara Teraman di Dunia
Tahun 2015, berdasarkan survei Islandia berhasil menjadi negara teraman di dunia.

Liputan6.com, Reykjavik - Menurut para ilmuwan meteorologi, kondisi iklim di Islandia saat ini lebih hangat daripada sebagian wilayah Mediterania.

Padahal, seperti diketahui, Islandia berada di kawasan lingkar kutub, yang menandakan bahwa seharusnya beriklim lebih dingin dari wilayah Eropa, termasuk Mediterania. 

Fenomena unik tersebut terjadi akibat pengaruh hembusan angin lingkar kutub dari Siberia, yang membuat sebagian besar daratan Eropa mengalami musim dingin yang tidak biasa, termasuk di kawasan Mediterania.

Dilansir dari Time.com pada Selasa (27/2/2018), angin lingkar kutub tersebut berkarakter kering dan mampu menurunkan suhu di wilayah yang dilewatinya.

Suhu paling dingin tercatat berada di Finlandia, yakni sebesar minus 36 derajat Celcius. Suhu ekstrem tersebut diketahui lebih dingin 40 derajat dibandingkan di Islandia saat ini, yakni tercatat sebesar 16 derajat Celcius.

"Ini menandakan bahwa kawasan Islandia dan bagian selatan Greenland mengalami siklus pergantian musim yang normal, tidak seperti di sebagian besar kawasan Eropa sekarang," ujar Ann-Daley Brown, seorang pakar meteorologi dari Universitas Cambridge, Inggris.

Serangan  badai musim dingin yang eksrem dilaporkan akan terus menguat hingga Kamis, 1 Maret 2018, mendatang. Salju juga dikabarkan akan turun alam intensitas yang tinggi di Inggris, Perancis, dan sebagian wilayah Eropa Barat lainnya.

Hanya wilayah Islandia dan sebagian Greeland saja yang tidak mengalami kondisi serupa, dikarenakan arus angin lingkar kutub tidak berhembus melewatinya. 

"Kondisi beku ini disebabkan oleh sebuah fenomena langka yang disebut stratosferik hangat, di mana menyebabkan hembusan angin dingin bertekanan tinggi dari arah Siberia, meluas hingga Eropa," jelas Ann-Daley Brown.

 

 Simak video mengenai alasan mengapa Islandia sangat indah berikut: 

Sebagian Besar Wilayah Eropa Lumpuh

Dilanda Cuaca Ekstrem, Danau di Hungaria Beku Tertutup Salju Tebal
Sebuah tumbuhan tertutup salju di pantai Danau Balaton di Fonyod, Hungaria (26/2). Karena cuaca ekstrem tersebut banyak bangunan dan tempat yang beku tertutup salju. (Gyorgy Varga / MTI via AP)

Akibat cuaca ekstrem, harga bahan bakar energi meningkat cukup tajam di Eropa, di mana kenaikan harga di Inggris tercatat sebagai yang tertinggi di Benua Biru

Di negeri Ratu Elizabeth II itu, tarif listrik sepanjang Januari hingga Februari ini disebut yang tertinggi dalam tiga dekade terakhir.

Hal tersebut turut diikuti oleh kenaikan harga gas yang banyak tersedot sebagai sumber energi pemanas.

Produksi gas dalam negeri di Inggris dilaporkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan cadangan hingga pertengahan Maret mendatang. Akibatnya, pemerintah Inggris pun terpaksa menerima kenaikan harga impor gas dari Rusia sebesar 2,4 persen.

Sementara itu, Italia mengalami kondisi yang tidak lebih baik. Kementerian Pembangunan Ekonomi setempat, pada Jumat, 23 Februari 2018, menyatakan status siaga pada pasokan gas alam cair untuk kebutuhan warganya.

Kondisi lebih buruk dialami oleh negara-negara di kawasan Skandinavia, di mana salah satunya Swedia, menghimbau kepada masyarakatnya untuk berhemat listrik dan gas selama seminggu ke depan.

Bahkan, pemerintah Swedia sampai turun tangan menyebarkan pamflet kampanye digital, mengenai langkah-langkah penghematan yang dapat dilakukan di rumah dan tempat kerja.

Menurut beberapa ilmuwan, kondisi cuaca ekstrem ini kemungkinan akan berakhir pada 3 Maret mendatang di wilayah Eropa Tengah dan Mediterania.

Sementara untuk sebagian besar Eropa Barat dan Skandinavia, cuaca akan kembali normal paling cepat pada pertengahan Maret mendatang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya