Pertama di Dunia, Islandia Wajibkan Gaji Pria dan Wanita Setara

Islandia secara resmi menganggap ilegal ketidaksetaraan gaji antara pria dan wanita

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 04 Jan 2018, 07:21 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2018, 07:21 WIB
Unjuk rasa perempuan Islandia
Pada 24 Oktober 1975, sekitar 90 persen perempuan di Islandia turun ke jalan dan berunjuk rasa menuntut kesetaraan hak dengan laki-laki. (Women's History Archives)

Liputan6.com, Reykjavik - Islandia menjadi negara pertama di dunia yang menganggap ilegal jika pria mendapat gaji lebih tinggi dari wanita. Aturan ini berlaku jika pria dan wanita berada dalam tempat kerja dan tingkat jabatan yang sama.

Seperti dikutip dari laman Mirror.co.uk, pemerintah Islandia mensyaratkan perusahaan yang memiliki minimal 25 karyawan wajib mengikuti sertifikasi penyetaraan gaji bagi pria dan wanita yang bekerja di dalamnya.

Jika gagal melewatinya, maka perusahaan terkait wajib membayar denda penalti yang ditentukan melalui pengadilan.

Atuiran ini merupakan kelanjutan dari komitmen yang disepakati pemeritah Islandia pada 8 Maret 2017 lalu, yakni bersamaan dengan perayaan Hari Perempuan Internasional.

Adapun cita-cita dari komitmen tersebut adalah menghapus ketidak setaraan gaji terkait isu gender pada 2020 mendatang.

 

Negara dengan Tingkat Keseteraan Gaji Terbaik di Dunia

Tahun Ini, Islandia Jadi Negara Teraman di Dunia
Tahun 2015, berdasarkan survei Islandia berhasil menjadi negara teraman di dunia.

Saat ini, Islandia berpenduduk sekitar 323.000 jiwa, dan telah bertengger di posisi puncak daftar negara dengan tingkat keseteraan gaji berbasis gender terbaik di dunia menurut World Economic Forum selama 9 tahun terakhir.

Juru bicara Asosiasi Hak Asasi Wanita setempat, Dagny Osk Aradottir Pind, menjelaskan bahwa atuan tersebut merupakan bagian dari mekanisme yang disepakati dalam mewujudkan keseteraan gender di Islandia. Namun, Dagny membantah aturan tersebut berpotensi mematikan persaingan sehat dalam dunia kerja.

"Justru aturan ini membuka peluang tentang persaingan sehat antara pria dan wanita dalam mengelola kariernya di dunia kerja," jelas Dagny.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya