Liputan6.com, St. Petersburg - Seorang pria di Florida, Amerika Serikat ditemukan tewas akibat kebakaran yang melanda rumahnya pada Sabtu, 5 Mei 2018. Diduga kuat, sumber titik api berasal dari ledakan vape miliknya.
Dikutip dari laman Nbcnews.com, Selasa (8/5/2018), saat api tengah berkobar, tim pemadam kebakaran setempat menemukan Tallmadge D'Elia (38) dalam kondisi tak bernyawa.
Korban ditemukan di kamar tidur rumahnya yang terletak di 19 Avenue Northeast di St. Petersburg, Florida, Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
"Dari analisa dan informasi yang kami kumpulkan di tempat kejadian, kami menduga sumber api berasal dari vape milik korban," ujar Letnan Steven Lawrence.
Jasad D'Elia kini di bawa ke rumah sakit untuk proses otopsi. Pihak berwenang juga masih mempelajari vape yang dibeli oleh korban.
"Kemungkinan besar, baterai di dalam vape yang digunakan korban mengalami masalah sehingga menimbulkan ledakan," ujar Steven.
"Korban mulai merokok sejak dirinya bekerja di sebuah stasiun televisi dan mulai menggunakan vape beberapa tahun lalu," ujar ayah korban bernama Christopher.
Sang ayah mengatakan sering melihat D'Elia menggunakan vape, dan ia tak pernah berpikir alat tersebut berbahaya.
"Kini saya mulai tahu bahwa ada yang tidak benar dari benda tersebut. Ia adalah anak yang cerdas, ramah dan menyukai anak kecil," tambah ayah D'Elia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ilmuwan: Bahaya Ini Mengancam Para Pengguna Vape
Bagi Anda pengguna vape, diminta untuk berhati-hati. Pasalnya, sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan menyebut, penggunaan vape dapat menimbukan penyakit yang dapat mengancam kesehatan.
Dikutip dari laman AsiaOne, sebuah studi yang diterbitkan di European Respiratory Journal menyebut, pengguna vape dapat menyebabkan pneumonia.
Pneumonia adalah infeksi yang terjadi pada paru-paru yang menyebabkan organ tersebut memiliki kantung udara yang berisikan cairan.
Temuan itu menekankan pada penggunaan rokok elektrik atau vape yang berisiko tinggi terhadap infeksi organ pernapasan.
"Jika Anda memilih untuk mengonsumsi rokok elektrik, maka ini mengindikasikan adanya kemungkinan kerentanan terhadap bakteri pneumokokus," ujar Jonathan Grigg dari Queen Mary University of London.
Dalam penelitiannya, Grigg melakukan tiga jenis eksperimen. Pertama, manusia yang terpapar pada asap rokok elektrik. Kedua, tikus yang menghirup asap vape dan terkena pneumokokus -- penyebab utama pneumonia.
Selanjutnya uji coba ketiga mempelajari lapisan hidung dari 11 pengguna rokok elektrik dan membandingkannya dengan enam orang yang tidak menggunakan vape.
Ternyata, tim peneliti melihat adanya peningkatan tajam jumlah bakteri yang menempel pada sel saluran napas setelah menggunakan vape.
"Beberapa orang mungkin berpikir jika vape itu aman. Namun, penelitian ini membuktikan bahwa menghirup asal vape berpotensi menimbulkan efek buruk pada kesehatan," jelas Grigg.
Advertisement