Liputan6.com, Paris - Gereja Katolik Roma menobatkan Jeanne d'Arc atau Joan of Arc sebagai orang suci (santa) pada 16 Mei 1920. Kanonisasi tersebut dilakukan 500 tahun setelah pahlawan Prancis itu tewas dibakar hidup-hidup oleh pihak Inggris.
Lebih dari 60 ribu orang menghadiri upacara tersebut, termasuk 140 keturunan keluarga Jeanne d'Arc.
Presiden Prancis Raymond Poincaré mengatakan, penobatan Jeanne d'Arc menjadi misi terakhir untuk menyatukan Inggris dan Prancis, yang sebelumnya pernah jadi musuh bebuyutan. "Dalam semangatnya, mari kita tetap bersatu demi kebaikan umat manusia," kata dia dalam tulisannya di Le Matin, 18 Mei 1920.
Advertisement
Baca Juga
Sebelum menjelma jadi pahlawan besar di usia 17 tahun, Jeanne adalah seorang gadis desa terpencil.
Kondisi negaranya saat itu terpuruk, mengalami kekalahan demi kekalahan, sosoknya muncul sebagai pengobar semangat.
Ia yang buta huruf mengaku mendapat pencerahan, yang diyakini berasal dari Tuhan, yang menggunakannya untuk membangkitkan semangat pasukan Charles VII untuk merebut kembali bekas wilayah kekuasaan Prancis yang dikuasai Inggris dan Burgundi di tengah Perang Seratus Tahun.
Gadis muda itu juga terjun dalam pertempuran. Memakai baju zirah, menunggang pedang kuda, membawa pedang dan pataka atau umbul-umbul. Ada yang menyebutnya ikut menghunus senjata di medan pertempuran, lainnya menyebut, perannya hanya sebagai perancang taktik dan strategi.
Apapun, menurut sejarawan Stephen W. Richey, "Ia berhasil memimpin pasukan, menghasilkan serangkaian kemenangan yang luar biasa, yang membalikkan keadaan peperangan." Namun, perempuan berjuluk La Pucelle d'Orlaans itu tak berumur panjang. Saat menginjak usia 19 tahun, ia ditangkap musuh dan dieksekusi mati pada 30 Mei 1431 di Rouen.
Hari itu Jeanne d'Arc mengenakan pakaian perempuan, terikat kencang di tiang tinggi. Ia meminta petugas memegang salib di hadapannya dan berulang kali menyebut nama Tuhan dengan suara keras di tengah kobaran api.
Sang pahlawan Prancis diekseskusi dengan cara dibakar, seperti yang diterapkan pada perempuan-perempuan yang dituduh sebagai tukang sihir. Atas tuduhan bidah atau penganut ajaran sesat.
Setelah meninggal, orang-orang Inggris membongkar arang dan menemukan tubuhnya yang telah hangus. Tak cukup di situ, untuk memastikan bahwa tak ada seorang pun yang mengklaim ia lolos dari eksekusi, tubuhnya kembali dibakar hingga 3 kali. Abunya kemudian dikumpulkan dan disebar di Sungai Seine.
Setelah Inggris hengkang, 24 tahun kemudian, sang ibu, Isabelle – berhasil meyakinkan Inquisitor-General dan Paus Kallixtus III untuk membuka kembali kasus Jeanne.
Pada 7 Juli 1456, nama Jeanne d'Arc direhabilitasi, pengadilan ulang menyatakan, ia tak bersalah atas tuduhan bidah. Dan hingga kini, ia dianggap sebagai simbol martir.
Hidup Jeanne d'Arc tamat, namun riwayatnya tak lekang oleh waktu.
Â
Relik Palsu
Meski raganya dihancurkan musuh, konon abu jenazah Jeanne d'Arc dipamerkan di sebuah museum di Prancis. Para pengunjung datang untuk menghormati relik sang pahlawan sekaligus orang suci itu.
Namun, pada 2007, para ilmuwan forensik menguji relik tersebut. Analisis menunjukkan, tulang tersebut ternyata adalah milik seseorang yang meninggal antara Abad ke-6 Sebelum Masehi sampai Abad ke-3 SM, yang dimumikan seperti cara pengawetan jenazah Mesir. Bukan Jeanne d'Arc.
Fragmen tulang dan linen tersebut ditemukan di loteng sebuah farmasi di Paris pada 1867. Di toples yang jadi wadah tertulis, "Ini serpihan yang di temukan di bawah tiang Jeanne d'Arc, perawan dari Orleans."
Dr Philippe Charlier dari Rumah Sakit Raymond Poincaré di Garches, dekat Paris, yang memperoleh izin untuk mempelajari relik, mengaku terkejut saat mengetahui hasil analisisnya.Â
"Saya tidak pernah mengira, asalnya berasal dari mumi," kata dia kepada jurnal Nature.
Â
Selain kanonisasi Jeanne d'Arc, tanggal 16 Mei menjadi momentum sejumlah peristiwa bersejarah. Pada 1770, Marie Antoinette yang berusia 14 tahun menikah dengan Louis-Auguste yang kelak menjadi Raja Prancis.
Sementara, pada 1929, Penghargaan Oscar yang pertama diberikan di Hollywood Roosevelt Hotel di Hollywood.
Advertisement