Liputan6.com, Ramallah - Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) mendesak tim nasional sepakbola Argentina untuk membatalkan pertandingan persahabatan melawan timnas Israel di Stadion Teddy, Yerusalem, pada 9 Juni 2018.
Dalam surat yang dikirim pada Senin 28 Mei kepada Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA), Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL), dan Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Presiden PFA Jibril Rajoub memprotes pemilihan tempat pertandingan.
Rajoub menuduh Israel "mempolitisasi olahraga" dengan menjadi tuan rumah di Stadion Teddy yang berkapasitas 31.733 orang.
Advertisement
Apalagi, Rajoub menyebut bahwa tanah stadion itu pernah menjadi rumah bagi desa Palestina di Yerusalem sebelum dihancurkan oleh pasukan Negeri Bintang David pada 1948 selama pembentukan Negara Israel (State of Israel).
Baca Juga
"Israel, kekuatan pendudukan, telah ... (bertindak) bertentangan dengan nilai-nilai universal dan norma-norma yang mengatur prinsip-prinsip olahraga," ujar Rajoub seperti dikutip dari Al Jazeera.
"Pertandingan itu juga akan mengorbankan reputasi olahraga dan moral Argentina," tambah Rajoub.
"Mereka (Israel) juga menyesatkan masyarakat Argentina dengan mempromosikan kota itu sebagai 'satu Yerusalem untuk bangsa Yahudi'."
Menurut komentar yang dibuat oleh Daniel Benaim --penyelenggara pertandingan-- dalam laman Asosiasi Sepak Bola Israel (IFA), lebih dari 600.000 orang telah menyatakan minatnya untuk membeli tiket pertandingan yang digelar di Yerusalem itu.
Tim Tango akan bertanding di Piala Dunia 2018 di Rusia pada 14 Juni. Di sisi lain, timnas Israel gagal lolos fase kualifikasi.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Protes dari Organisasi Masyarakat Internasional
Bulan lalu, gerakan Boycott Divestment and Sanctions (BDS) meluncurkan kampanye yang mendesak Argentina untuk mundur dari pertandingan persahabatan itu.
BDS merupakan gerakan kampanye global yang menuntut diakhirinya pendudukan Israel terhadap Palestina, persamaan hak untuk warga Palestina Israel, dan hak untuk kembali bagi semua pengungsi Palestina ke rumah mereka.
Gerakan kampanye global itu mengkritik pertandingan tersebut "berunsur politis", dan menuduh para pejabat Israel memanfaatkan perhelatan itu sebagai sebuah serangan terselubung terhadap warga Palestina "di dalam dan di luar lapangan".
"Tidak ada yang 'bersahabat' tentang pendudukan militer dan apartheid. Jangan bertandingan melawan Israel sampai hak asasi manusia Palestina dihormati," kata gerakan itu.
Israel menganggap BDS sebagai organisasi anti-Yahudi.
Advertisement