Liputan6.com, Tel Aviv - Pengadilan militer Israel telah mendakwa seorang turis wanita asal Turki, karena diduga menyelundupkan uang kepada kelompok Hamas, yang dinilai sebagai teroris oleh Negeri Zionis.Â
Ebru Ozkan, nama turis wanita tersebut, ditangkap oleh beberapa agen intelijen di Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Avib pada 11 Juni lalu, sesaat sebelum terbang pulang ke Turki.Â
Dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (9/7/2018), pengacara Ozkan mengatakan bahwa kliennya tidak diberi akses pendampingan hukum selama berada dipenjara, dan diinterogasi bukan dalam bahasa Turki yang memicu kebingungan.Â
Advertisement
Para agen intelijen Israel mengatakan Ozkan diduga "mengancam keamanan nasional dan terkait dengan sebuah organisasi teroris."
Baca Juga
Mereka tidak menyebut kelompok apa, tapi berbagai laporan surat kabar Israel merujuk pada Hamas.
Akibat penangkapan tersbeut, hubungan naik turun antara Turki dan Israel pun kembali memanas.Â
Sebelumnya, Turki sempat mengecam keras serangan Israel terhadap warga Palestina di Gaza, yang berujung pada penarikan sejumlah diplomat pada Meli lalu.Â
Turki mengecam Israel atas kematian lebih dari 60 warga Palestina dalam protes-protes di sepanjang pagar perbatasan Gaza.Â
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Tidak Akan Putus Hubungan Diplomatik
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel menegaskan tidak akan memutus hubungan diplomatik dengan Turki, menyusul ketegangan yang dipicu agresi Israel di Jalur Gaza, yang menewaskan lebih dari 60 warga Palestina.Â
Seperti dilansir Middleeastmonitor.com, radio Israel yang mengutip pernyataan Tzipi Hotovely, Wakil Menteri Luar Negeri, mengatakan, "Setelah melakukan sejumlah konsultasi, termasuk dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kami menyatakan tidak akan memutuskan hubungan dengan Turki."
"Turki adalah negara besar di kawasan, maskapai kami melintasi wilayah udaranya, kami berbagai hubungan bisnis yang sama dan Turki memiliki komunitas Yahudi yang besar yang membutuhkan dukungan Israel," kata Hotovely
Namun dalam wawancara yang sama, Hotovely menyerang Recep Tayyip Erdogan. Ia menggambarkannya sebagai "seorang tiran dengan berlumuran darah."
Advertisement