Insiden 'Terjebak di Gua Thailand' Akan Dijadikan Film Layar Lebar Hollywood

Seorang produser Hollywood telah tiba di Thailand dan sudah merencanakan pembuatan film tersebut.

oleh Afra Augesti diperbarui 11 Jul 2018, 13:41 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2018, 13:41 WIB
Gua Thailand
Penyelam asal Inggris, Robert Charles Harper, mengeksplorasi pintu masuk gua selama operasi penyelamatan di gua Tham Luang, Chiang Rai, Thailand pada 29 Juni. (Krit Phromsakla Na Sakolnakorn/AFP)

Liputan6.com, Bangkok - "Ini akan menjadi sebuah film besar suatu hari nanti."

Demikianlah sentimen yang menggema di seluruh dunia, saat jutaan pasang mata menyaksikan operasi penyelamatan tim sepak bola remaja amatir -- 12 laki-laki dan pelatihnya Ekkapol "Aek" Chantawong -- yang terjebak di Gua Tham Luang, provinsi Chiang Rai, Thailand utara.

Tetapi bagi sebagian besar produser film Hollywood, kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan begitu saja dan tak membutuhkan waktu lama. Kru film Amerika Serikat telah tiba di kaki gunung dari sistem gua tersebut pada hari ketiga operasi penyelamatan. Mereka ikut terlibat di dalamnya.

Sementara itu, dua produser Amerika sudah merencanakan proyek film yang menggambarkan kisah tim sepak bola bernama Wild Boars tersebut. Kedua pembuat film yakin bahwa karya yang mereka hasilkan akan merajai box office global.

Michael Scott, yang mengelola studio Pure Flix mengatakan kepada Australian Associated Press, "Saya kira ini akan jadi film Hollywood yang menggelegar dengan bintang-bintang A-list."

Sebuah ambulans meninggalkan area gua Tham Luang karena operasi penyelamatan berlanjut bagi mereka yang masih terperangkap di sana, di Taman Hutan Non Khun Nam Nang, distrik Mae Sai, provinsi Chiang Rai pada 10 Juli 2018. (Ye Aung Thu/AFP)

Demikian seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (11/7/2018).

Scott dan rekannya Adam Smith telah mewawancara para pemain utama di sekitar situs gua Tham Luang, usai ketigabelas korban berhasil dikeluarkan. Selain keduabelas remaja dan pelatihnya, Scott dan Smith juga menggaet tim SAR luar negeri, Angkatan Laut Thailand SEALS, serta keluarga korban untuk mengisi peran.

Selain itu, mereka juga mencari hak paten untuk cerita mereka.

"Karena akan ada rumah produksi lain yang datang, sehingga kami harus bertindak cukup cepat," jawab Smith saat ditanya mengenai sikap mereka yang tidak toleransi.

Sementara itu, Scott yang menikah dengan seorang wanita Thailand dan telah tinggal di negara tersebut selama setahun tiga bulan, menegaskan bahwa tidak ada pemaksaan terhadap para tokoh utama selama proses pembuatan film berlangsung.

"Saya memberi tahu mereka setelah kondisi stabil, saya ajak duduk bersama dan memulai wawancara mendalam," papar Scott.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Proyek yang Sempurna?

Gua Thailand
Tim penyelamat Thailand menyeberangi kompleks gua di mana 12 anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka hilang di Mae Sai, provinsi Chiang Rai, Thailand utara. (Tham Luang Rescue Operation Center via AP)

Pure Flix merupakan rumah produksi yang bermarkas di Scottsdale, Arizona, dan Los Angeles. Perusahaan ini memproduksi, mendistribusikan, mengakuisisi dan memasarkan film-film Kristen dan film keluarga.

Sejauh ini, film terbesarnya adalah God’s Not Dead (2014), yang diproduksi dengan anggaran US$ 2 juta dan menghasilkan hampir US$ 70 juta di seluruh dunia.

Scott yakin bahwa kisah penyelamatan 'Wild Boars' akan jadi proyek yang sempurna bagi Pure Flix. "Sebab mereka (tokoh utama) memiliki hati, tindakan kepahlawanan dan keberanian yang luar biasa. Kami pikir kisah ini akan menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia."

Ia menambahkan, setelah penulis skenario mencetuskan judul untuk film itu, film diperkirakan akan diproduksi pada akhir 2019. News.com.au telah menghubungi kru film untuk keterangan lebih lanjut.

Di sisi lain, Koordinator dari National Cave Rescue Mission, Anmar Mirza, kemarin menyampaikan kepada CBS News bahwa sulit untuk menceritakan kembali kisah itu untuk dituangkan dalam pembuatan film.

"Anda tidak bisa membuat film horor yang kisahnya bisa dibandingkan (antara kehidupan nyata dan skenario)," katanya.

"Saya telah terlibat dalam penyelamatan gua selama 30 tahun dan saya bahkan tidak pernah berpikir akan terlibat dalam penyelamatan yang rumit ini," pungkas Mirza.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya