Torehkan Sejarah, 3 Politikus Wanita Ini Bawa Bayi ke Ruang Sidang

Para ibu kini telah berani dan siap untuk membawa bayi mereka ke tempat kerja, yang terkadang didominasi oleh kaum laki-laki.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Sep 2018, 18:35 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2018, 18:35 WIB
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern menggendong putrinya saat menghadiri Nelson Mandela Peace Summit di markas PBB, New York, Senin (24/9). Ardern menjadi perempuan pertama dalam sejarah yang membawa seorang bayi ke dalam sidang umum PBB. (AFP/Don EMMERT)

Liputan6.com, New York - Menjadi seorang ibu tidaklah mudah. Peran seorang ibu dalam mengurus anak terkadang menemui kendala, terlebih mereka yang disibukkan dengan aktivitas pekerjaan.

Selain itu, ada masalah lain yang masih tabu untuk dilakukan yaitu menyusui anak di tempat umum. Meski begitu, sedikit demi sedikit tabu itu kian tergerus.

Para ibu kini telah berani dan siap untuk membawa anak-anak mereka ke tempat kerja, yang terkadang didominasi oleh kaum laki-laki. Termasuk para politisi dunia yang selama ini dikenal punya aktivitas padat.

Mulai dari perdana menteri hingga anggota parlemen di dewan perwakilan, berikut 3 politisi wanita yang berani membawa anak mereka ke tempat kerja, seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (25/9/2018):

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. PM Selandia Baru Ajak Bayi ke Sidang Umum PBB

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern
PM Selandia Baru, Jacinda Ardern menggendong putrinya, Neve Te Aroha Ardern Gayford saat menghadiri Nelson Mandela Peace Summit di markas PBB, New York, Senin (24/9). Ardern duduk disamping pasangannya, Clarke Gayford, di ruang pertemuan. (AFP/Don EMMERT)

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern telah menciptakan sejarah sebagai pemimpin wanita pertama yang menghadiri pertemuan Sidang Umum PBB, dengan mengajak serta bayi yang baru dilahirkannya belum lama ini.

PM Ardern muncul bersama bayi perempuannya di markas PBB di New York pada Senin malam waktu setempat. Ia terlihat sempat bermain dengan bayinya sebelum memberikan pidato di pertemuan perdamaian Nelson Mandela.

Ketika dia berpidato, mitra rumah tangganya, Ardern Clarke Gayford, menggendong sang buah hati yang baru berusia tiga bulan di pangkuannya, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian.

Sang perdana menteri berkomitmen untuk menyusui putrinya secara eksklusif, di mana berarti Neve harus bepergian dengannya ke New York selama enam hari, selama berlangsungnya agenda Sidang Umum PBB.

2. Politikus Seksi Menyusui Anak di Sidang Parlemen

Ibu Menyusui (iStock)
Ilustrasi ibu menyusui (iStockphoto)

Potret seorang ibu menyusui bayi mungkin sudah biasa. Tapi bagaimana jika subjeknya adalah seorang politisi cantik Argentina yang tengah dalam sidang parlemen?

Victoria Donda Perez, yang merupakan anggota parlemen adalah pelakunya. Kala itu, pada tahun 2015 ia dengan percaya diri menyusui sang buah hati. Meski di sekelilingnya tengah dalam kondisi serius -- tengah rapat.

Foto-fotonya saat memberi ASI pada sang putri yang kala itu baru berusia 8 bulan kemudian menjadi tren, sejak terekam kamera dalam acara yang digelar di Gedung Kongres di ibukota Buenos Aires awal bulan ini. Saat itu, ia dengan telaten menyusui sang buah hati di pangkuannya.

Meskipun banyak mendapati pujian, aksi wanita yang memberi ASI bayi perempuannya di tengah acara publik, dinilai tidak pantas.

Keputusannya menyusui bayi di depan umum menuai pro-kontra komunitas online, membuat geger Argentina. Beberapa memujinya sebagai ikon feminis, sementara yang lain merasa tindakannya di tempat publik itu tak senonoh.

3. Bawa Bayi Saat Rapat Parlemen

Ilustrasi Produksi Air Susu Ibu (ASI) (iStockphoto)
Ilustrasi Produksi Air Susu Ibu (ASI) (iStockphoto)

Parlemen negara bagian Thuringia, Jerman menghadapi kecaman setelah salah satu anggota parlemennya --yang merupakan seorang wanita sekaligus ibu-- diminta untuk meninggalkan ruang sidang karena membawa bayi.

Madeleine Henfling, nama anggota parlemen yang diusir, berpartisipasi dalam pemungutan suara yang digelar di gedung parlemen pada Rabu, 29 Agustus 2018. Saat itu, dia terlihat menggendong bayi laki-lakinya yang masih berumur enam minggu.

Presiden parlemen negara bagian Thuringia, Christian Carius, mengatakan kepada Henfling bahwa bayinya tidak diizinkan berada di aula pleno, sesuai dengan aturan prosedural. Menurut Carius, keputusan ini harus dilakukan demi kesejahteraan anak dan Henfling harus mencari opsi pengasuhan anak yang cocok.

Akibat adanya insiden tersebut, sesi ini ditangguhkan selama 30 menit, sementara komite penasihat parlemen sedang membahas masalah itu. Pada akhirnya, Henfling diberitahu bahwa dia tidak akan diizinkan masuk ke ruang paripurna selama bayinya masih berada dalam gendongannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya