Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Jerman yang membawa bantuan kemanusiaan dari Lembaga Bantuan Teknis Jerman (THW), tengah menuju lokasi untuk mendistribusikan suplai bagi korban gempa-tsunami di Palu, Donggala, dan wilayah lain yang terdampak di Sulawesi Tengah.
Pihak Jerman mengirim 40 generator pembangkit listrik yang sangat dibutuhkan korban terdampak bencana. Pesawat yang membawa generator itu tiba di Balikpapan --salah satu kota entry point bagi pesawat pembawa bantuan kemanusiaan asing untuk menuju Palu-- hari ini 8 Oktober 2018.
Advertisement
Baca Juga
Generator listrik dapat digunakan untuk memasok listrik kepada masyarakat maupun mengoperasikan sistem komunikasi, yang telah mengalami kegagalan di banyak daerah yang terkena bencana.
Atas permohonan dari Pemerintah Indonesia, pemasokan generator ini telah didanai oleh dana Bantuan Darurat dari Kementerian Luar Negeri Jerman, demikian seperti dikutip dari rilis resmi Kedutaan Besar Jerman di Jakarta, yang dimuat Liputan6.com pada Senin (8/10/2018).
Staf THW akan membantu pihak berwenang Indonesia dalam pemasangan dan pemakaian generator.
Â
* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.
Â
Simak video pilihan berikut:
Bantuan Senilai Rp 26 Miliar
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Jerman turut menyediakan bantuan senilai 1,5 juta euro (berkisar Rp 26,3 miliar) untuk daerah terdampak di Sulawesi.
Dana Tanggap Darurat Pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (CERF) yang turut didanai oleh Jerman, juga telah mengalokasikan 15 juta dolar AS untuk upaya bantuan. Pada saat ini, Jerman merupakan kontributor terbesar terhadap pendanaan inti CERF.
Sumbangan berbentuk uang itu akan disalurkan kepada korban oleh pemerintah atau lembaga terkait dari Indonesia.
Uni Eropa, di mana Jerman merupakan anggota, juga memberikan kontribusi berarti dalam upaya bantuan secara keseluruhan.
Di luar pendanaan dari pemerintah Jerman yang disebut di atas, anggota-anggota organisasi bantuan Jerman ISAR Germany telah tiba di zona bencana pada hari Sabtu 6 Oktober 2018.
Mereka membantu tim penanggulangan bencana dari Indonesia dalam memproduksi air bersih. Beberapa peralatan yang digunakan akan disumbangkan dan dibiarkan tetap ada di Indonesia untuk pemakaian mendatang.
Advertisement