Aktivis Taiwan Akan Gelar Aksi Protes Besar-besaran, Respons China?

Taiwan dikabarkan akan menggelar aksi protes besar-besaran untuk melawan tekanan China terhadap hak kemerdekaannya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 19 Okt 2018, 08:31 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2018, 08:31 WIB
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)
Ilustarsi bendera Taiwan (AFP/Mandy Cheng)

Liputan6.com, Jakarta Para aktivis kemerdekaan Taiwan dikabarkan akan turun ke jalan pada Sabtu, 20 Oktober, untuk sebuah aksi protes besar melawan tekanan Beijing terhadap kedaulatan negara pulau itu.

Protes yang akan dipusatkan di Taipei itu merupakan tanggapan ketika China semakin mendesak klaim atas negara pulau yang bernama resmi Republik Tiongkok.

Dikutip dari The Straits Times, Kamis (18/10/2018), aksi protes itu digelar oleh Aliansi Formosa, yang didukung oleh dua mantan presiden pro kemerdekaan Taiwan, Lee Teng-hui dan Chen Shui-bian. Unjuk rasa akan menyerukan pemungutan suara publik tentang apakah pulau itu harus secara resmi menyatakan kemerdekaan dari Tiongkok.

Ini adalah protes skala besar pertama, yang berpotensi menyerukan pemungutan suara kemerdekaan langsung, sejak Taiwan mendeklarasikan demokrasi lebih dari 20 tahun lalu.

Penyelenggara aksi terkait mengatakan mereka berharap bisa menarik massa sekitar 100 ribu orang.

"Setiap orang Taiwan harus memilih masa depan negara yang dicintainya. Itu harus menjadi keputusan penting oleh 23,57 juta penduduk Taiwan, bukan oleh China atau Xi Jinping," kata Kuo Pei-horng, seorang veteran aktivis kemerdekaan.

China masih melihat Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, yang kelak akan disatukan kembali, meskipun kedua pihak diperintah secara terpisah sejak berakhirnya perang saudara pada 1949.

Taiwan menganggap dirinya sebagai negara berdaulat, dengan mata uang, sistem politik dan peradilan sendiri, tetapi tidak pernah mendapat pengakuan resmi dari China daratan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

China Memperingatkan Akan Merespons

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Di lain pihak, Beijing telah memperingatkan akan merespons dengan kekuatan jika Taiwan mencoba resmi berpisah dari China.

Pihak berwenang China mengatakan Aliansi Formosa tidak boleh menggelar aksi protes, yang disebut Beijing sebagai "jalan bahaya". Akan tetapi, Kuo (63), yang masuk daftar hitam oleh pemerintah Kuomintang Taiwan pada 1980-an karena mempromosikan kemerdekaan, mengatakan hal tersebut tak ubahnya bertaruh di meja judi.

"Saya pikir jika (Presiden China) Xi siap untuk menyerang Taiwan, pasukannya pasti sudah datang atau dia bisa menemukan alasan untuk melakukannya," kata Kuo kepada kantor berita AFP.

Saat ini, Beijing telah dibuat panas oleh agenda referendum yang akan berlangsung pada November nanti, di mana pulau itu akan menentukan penggunaan nama "Taiwan" dibandingkan "Chinese Taipei" dalam berbagai ajang olahraga internasional.

China dikenal sangat sensitif terhadap penggunaan nama, emblem, dan bendera di pulau itu, karena melihatnya sebagai ekspresi kedaulatan Taiwan.

Di bawah tekanan Beijing, negara pulau itu harus bersaing secara internasional sebagai "Chinese Taipei".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya