Tambang Lubang Tikus India Banjir, 13 Orang Dikhawatirkan Tewas

Sebanyak 13 orang India dikhawatirkan tewas terjebak banjir di galian tambang liar berjuluk lubang tikus.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 14 Des 2018, 16:02 WIB
Diterbitkan 14 Des 2018, 16:02 WIB
Banjir
Ilustrasi Foto Banjir (iStockphoto)​

Liputan6.com, New Delhi - Setidaknya 13 orang penambang dikhawatirkan tewas, akibat banjir menjebak sebuah lokasi penambangan batu bara ilegal, yang dijuluki "lubang tikus", di wilayah timur laut India.

Mereka terjebak di dalam gua sejak Kamis 14 Desember, saat hujan deras selama lebih dari empat jam, membuat parit besar yang berada di dekatnya tidak kuat menampung aliran air.

Akibatnya, sebagaimana dikutip dari Asia One pada Jumat (14/12/2018), luapan air memasuki daratan di kedua sisi parit, termasuk yang menyasar ke arah "lubang tikus" di dekatnya.

Puluhan petugas penyelamat dari Dinas Tanggap Bencana India terus berupaya memompa keluar air dari lubang tambang liar tersebut. Hingga berita ini ditulis, belum ada tanda-tanda bahwa 13 orang tersebut selamat.

"Kami melakukan yang terbaik untuk menjangkau mereka. Informasi yang kami terima terakhir adalah, terdapat 13 orang yang tengah menambang di dalam lubang ketika banjir datang," kata pejabat polisi Lethindra Sangma kepada kantor berita AFP.

Kabar tentang terjebaknya 13 penambang liar di negara bagian Meghalaya --yang terkenal kaya akan hasil mineral-- menarik perhatian masyarakat India.

Ada yang menyebut kejadian itu serupa dengan tragedi terjebaknya klub sepak bola muda di Thailand, beberapa waktu lalu.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Praktik Terus Berlanjut Meski Dilarang

Bendera India
Bendera India (iStock)

Otoritas hukum India melarang penambangan batubara secara liar di Meghalaya, terutama yang membentuk "lubang tikus" penuh risiko.

Larangan tersebut mulai berlaku pada 2014, setelah aktivis lingkungan menuduh para penambang liar bertanggung jawab atas pencemaran air yang parah di sekitar lokasi tambang.

Namun, praktik ini terus berlanjut, dengan penduduk setempat secara ilegal mengekstraksi batubara menggunakan ranjau lubang tikus yang berbahaya.

Tindakan ini melibatkan penggalian lubang di sisi bukit, dan kemudian menggali terowongan horisontal berdiameter kecil ke dalam tanah untuk mencapai lapisan batu bara.

Sedikitnya 15 penambang tewas setelah mereka terperangkap di dalam lubang-lubang tikus yang tergenang banjir di lokasi lain di Meghalaya pada 2012.

Seluruh jasad mereka tidak pernah ditemukan hingga saat in.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya