Liputan6.com, Brussels - Peretas berhasil menargetkan komunikasi diplomatik Uni Eropa selama beberapa tahun, The New York Times melaporkan. Sejumlah lembaga lain, termasuk PBB, juga dilaporkan terkena dampak.
Ribuan pesan diplomat disadap, yang berisi berbagai subjek dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump hingga perdagangan global, demikian Times melaporkan seperti dikutip dari BBC, Kamis (20/12/2018).
Pelanggaran itu dilaporkan ditemukan oleh perusahaan keamanan siber Area 1.
Advertisement
Baca Juga
Pejabat Uni Eropa mengatakan bahwa informasi yang ditandai sebagai rahasia tidak terpengaruh oleh peretasan tiga tahun.
Seorang pakar mengatakan kepada New York Times bahwa metode yang digunakan oleh peretas mirip dengan metode yang sebelumnya digunakan oleh militer China.
"Setelah lebih dari satu dekade pengalaman melawan operasi siber China ... tidak ada keraguan bahwa kampanye ini terhubung dengan pemerintah China," kata pakar itu.
Pesan-pesan yang disadap, yang dikenal sebagai kabel diplomatik, mengungkapkan satu pertukaran di mana diplomat menggambarkan pertemuan pada bulan Juli antara Trump dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin sebagai "sukses (setidaknya untuk Putin)".
Pesan lain memberikan rincian tentang pertemuan pribadi antara Presiden China Xi Jinping dan pejabat Eropa yang terjadi awal tahun ini.
Pesan itu mengutip Xi Jinping yang mengatakan bahwa China "tidak akan tunduk pada intimidasi" dari Washington "bahkan jika perang dagang menyakiti semua orang".
Komentar-komentar ini menggemakan pidato yang dia berikan pada Selasa 18 Desember, di mana dia mengatakan "tidak seorang pun dalam posisi untuk mendiktekan kepada orang-orang China apa yang harus atau tidak seharusnya dilakukan".
Pihak pengemuka informasi telah menotifikasi Uni Eropa dan PBB terkait peretasan itu.
Simak video pilihan berikut: