Kepergok Pakai Situs Kencan di Hongkong, Politikus Australia Mundur

Politikus Australia ini memilih untuk mengundurkan diri lantaran ketahuan pakai situs kencan online saat berada di Hongkong.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2019, 10:00 WIB
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)
Bendera Australia (iStockphoto via Google Images)

Liputan6.com, Melbourne - Politisi Australia, Andrew Broad, mengaku bersalah ketika ia ketahuan menggunakan situs kencan untuk bertemu dengan perempuan muda ketika berada di luar negeri. Ia memutuskan untuk hengkang dari dunia politik demi menghindari jadi "bahan tertawaan".

Anggota parlemen dari Partai Nasional ini mengumumkan bahwa ia mengundurkan diri dari politik pada bulan lalu, setelah muncul laporan yang berisi dugaan bahwa ia telah menggunakan situs "sugar baby" ketika berada di Hong Kong.

Dalam wawancara media pertamanya sejak skandal itu mencuat, Broad mengatakan kepada surat kabar lokal, Sunraysia Daily, bahwa ia tak ingin bertahan di politik sebagai "figur yang dirundung" (bully).

"Saya mungkin bisa melewatinya dan membiarkan badai itu berlalu, mundur dari kementerian dan mungkin bisa memenangi kursi ... tetapi untuk apa?," ujar Broad kepada Sunraysia Daily, seperti dikutip dari ABC Indonesia, Minggu (6/1/2019.

Ia juga menyampaikan, politik telah menggerogoti sebagian besar kehidupan pribadinya, dan pekerjaan itu telah membuatnya menjadi "sosok yang kurang baik".

"Saya pikir, saya beruntung bisa menghabiskan 10 minggu di rumah tahun lalu. Itu bukan alasan untuk bertemu seseorang yang bukan istri saya dan makan malam dengannya. Saya tak mengatakannya, tetapi pekerjaan ini memiliki efek besar pada kehidupan keluarga," kata Broad seperti dikutip media Australia itu.

Nominasi untuk kursi dapil Mallee, salah satu dapil teraman dari kubu Koalisi Australia, yang dulunya diisi Broad, ditutup pada Jumat (4/1/2019) sore waktu setempat. Kandidat baru kemudian akan dipilih pada 19 Januari.

Broad mengatakan, ia tidak akan menghadiri pemilihan, namun ia mengatakan kepada koran tersebut bahwa ia yakin Partai Nasional perlu meningkatkan jumlah perwakilan perempuannya demi kesetaraan gender.

Dari 22 anggota dewan dan senator di Parlemen, hanya dua orang yang merupakan wanita.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mundur dari Politik, Mantan PM Australia Dicaci Maki

Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd
Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd ketika mengisi acara yang diadakan oleh FPCI bertajuk "The US, China, & ASEAN: Can The Right Equilibrium be Found?" di Jakarta, Kamis, 8 November 2018. (FPCI/Liputan6.com/Afra Augesti)

Sebelumnya, pada 5 tahun lalu, Kevin Rudd (perdana menteri ke-26 Australia) memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia politik. Namun keputusannya ini mendapat caci maki dari rekannya, sekaligus mantan pemimpin Partai Buruh, Mark Latham.

Ketika sebagian besar orang merasa kehilangan dan memberikan semangat, Latham justru menyampaikan kecamannya. "Dia (Rudd) lebih mementingkan diri sendiri ketimbang yang lain," cetus Latham, seperti dimuat News.com.au, Kamis, 14 September 2013.

Politisi Partai Buruh itu mengaku kesal dengan Rudd atas apa yang pernah dilakukan mantan PM itu di Partai Buruh. Salah satunya menyabotase pemilihan kandidat PM dalam kaukus internal Partai Buruh.

Latham menegaskan, dirinya tak akan melupakan apa yang telah diperbuat Rudd. Menurut dia, Rudd telah dikenal sebagai orang yang kerap menyabotase kepentingan partai.

"Semua anggota partai tahu siapa dia. Saya tak bermaksud untuk membesar-besarkannya. Dia seperti setan. Setan egois," kritik Latham.

Rudd memutuskan untuk mundur dari dunia politik dan akan meninggalkan kursi parlemen akhir pekan ini. Ia mengaku ingin fokus menikmati hiruk pikuk kehidupan bersama keluarga tercinta.

"Tidak mudah untuk mengambil keputusan ini. Tapi keluarga saya adalah segala-galanya. Baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang. Oleh karena itu, saya tidak akan menjadi anggota parlemen lagi setelah akhir pekan ini," jelas sosok berusia 55 tahun itu.

Dalam pidato perpisahan, Rudd meneteskan air mata ketika menyampaikan ucapan terima kasih kepada rakyat Australia. Pada masa depan, dia berencana mendirikan yayasann 'National Apology Foundation' untuk penduduk asli Australia, aborigin.

Rudd sebelumnya pernah menyampaikan permintaan maaf kepada penduduk Aborigin beberapa hari setelah ia naik tampuk kekuasaan pada 2007. Permintaan maaf itu dilakukan atas kebijakan pemerintah yang membuat suku tersebut terpinggirkan.

Rudd juga pernah mengantarkan kemenangan besar bagi partai Buruh pada 2007, tetapi kemudian disingkirkan oleh rekan-rekan yang kemudian menggantinya dengan Julia Gillard. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya