Misteri Temuan 3 Karung Tulang Belulang di Pantai Selandia Baru

Tiga karung berisi tulang belulang dewasa, anak-anak dan bayi telah dikumpulkan dari Pantai Newdicks, Selandia Baru dan diserahkan ke polisi. Siapa pemiliknya?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 27 Jan 2019, 18:01 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2019, 18:01 WIB
Ilustrasi tulang belulang (iStock)
Ilustrasi tulang belulang (iStock)

Liputan6.com, North Island - Tiga karung tulang belulang manusia termasuk tulang-tulang bayi, anak-anak kecil dan orang dewasa ditemukan secara misterius di sebuah pantai di Selandia Baru.

Tulang belulang itu diduga kuat terungkap ketika tanah longsor terjadi pada 8 atau 9 Januari di Okurei Point, Bay of Plenty di North Island Selandia Baru turut berdampak pada tanah pemakaman lama di sana. Kendati demikian belum dapat dipastikan asalnya dari area pekuburan tersebut.

Tetua suku setempat, Liam Tapsell mengatakan tiga karung berisi tulang belulang dewasa, anak-anak dan tulang bayi itu kini telah dikumpulkan dari Pantai Newdicks dan diserahkan ke pihak kepolisian setempat.

"Kami bersama penduduk setempat dan anggota masyarakat yang mengumpulkan tulang setidaknya selama satu minggu sejak longsor, termasuk temuan dua anak laki-laki berupa tulang rahang," katanya kepada Bay of Plenty Times seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (27/1/2019).

"Di antara tulang-tulang yang ditemukan adalah lengan dan tengkorak seorang anak," papar Tapsell.

Akibat temuan tulang belulang tersebut, masyarakat setempat diminta untuk tak mengonsumsi hewan laut dari pantai sekitar selama enam minggu sejak 14 Januari.

Tulang belulang yang masih misterius itu akan dipegang oleh pihak kepolisian setempat sampai nanti dikuburkan lagi setelah penyelidikan rampung.

Orang-orang dari seluruh Selandia Baru dilaporkan menghubungi Tapsell untuk mengatakan bahwa mereka percaya tulang belulang yang ditemukan itu adalah keturunan dari orang-orang yang dikuburkan di lokasi.

Arkeolog Selandia Baru, Rachel Darmody mengatakan, jasad itu tampaknya berasal dari sebelum 1900.

"Tapi kita tidak tahu pasti karena belum ada analisis tentang (tulang-belulang manusia) oleh seorang ahli osteoarkeologi," jelas Darmody.

Tapsell kemudian menyarankan orang-orang yang menemukan tulang saat berjalan-jalan di pantai untuk menyimpannya dalam kantong plastik agar bisa diserahkan ke pihak berwenang dalam kondisi baik.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Misteri 2 Kerangka yang 'Berciuman' Selama 2.800 Tahun

Sepasang kerangka yang dijuluki Hasanlu Lovers yang ditemukan di situs Teppe Hasanlu
Sepasang kerangka yang dijuluki Hasanlu Lovers yang ditemukan di situs Teppe Hasanlu (Wikipedia)

Sementara itu, sebelumnya tim arkeolog University Museum, University of Pennsylvania, dan Metropolitan Museum of New York dilaporkan mengekskavasi situs Teppe Hasanlu di Iran pada 1956 hingga 1974.

Pada 1972, para arkeolog menjumpai temuan menarik, berupa dua kerangka dengan pose yang tak biasa. Mereka terlihat berpelukan, dengan wajah saling menatap seakan akan sedang berciuman.

Julukan Hasanlu Lovers (Sepasang Kekasih dari Hasanlu) atau The 2800 Years Old Kiss (Ciuman 2.800 Tahun) disematkan pada pasangan kerangka itu.

Sejumlah orang menganggapnya sebagai simbol cinta abadi. Meski tak diketahui pasti apa hubungan keduanya. Bahkan, soal jenis kelamin mereka pun masih jadi perdebatan di kalangan para ilmuwan sekali pun.

Penn Museum of Archaeology and Anthropology dalam laman internetnya menyebut keduanya berjenis kelamin pria.

"Dua kerangka ditemukan di sebuah lokasi pembuangan, tanpa ada objek apa pun di dekatnya, kecuali lempeng batu di bawah salah satu tengkorak di sisi kiri," demikian deskripsi Penn Museum yang menamai sepasang tengkorak tersebut sebagai The Lovers, seperti dikutip dari The Vintage News, Sabtu 10 Juni 2017.

Spekulasi pun merebak. Sejumlah netizen menduga mereka adalah pasangan kekasih homoseksual.

Meski, dalam situs Penn Museum disebutkan, mereka mungkin anggota keluarga, seperti ayah dan anak.

Sementara, seperti dikutip situs Forbes, dari sisi visual, laman Wikipedia menyebut mereka adalah pria dan perempuan. Yang wanita ada di sisi kiri.

Hal itu sesuai dengan pendapat arkeolog sekaligus pemimpin tim ekskavasi dari University of Pennsylvania, Robert Dyson.

"Berbaring di dasar lokasi pembuangan ada dua kerangka manusia, seorang pria dan perempuan. Salah satu lengan lelaki itu berada di bawah bahu wanita," tulis dia seperti dikutip dari situs First to Know.

"Wanita itu seakan menatap wajah si pria, menjulurkan salah satu tangan untuk menyentuh bibirnya."

Menurut Dyson, keduanya sudah dewasa, tapi usianya masih muda. "Tak ada bukti yang menunjukkan mereka luka-luka. Tak ada sayatan dan tulang yang rusak."

Juga tak ada benda lain di sekitar mereka, kecuali lempeng batu di bawah kepala kerangka perempuan. 

Di lokasi pembuangan tersebut juga ditemukan pecahan gerabah, arang, dan serpihan kecil batu bata. 

Pihak University of Pennsylvania mengatakan, pasangan tersebut tewas dalam waktu bersamaan pada 800 SM atau sekitar 2.800 tahun lalu, bukan 6.000 tahun seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Lubang yang ada pada tengkorak diduga disebabkan ekskavator yang digunakan dalam proses ekskavasi. Tak ada kaitan dengan penyebab kematian. 

Nyawa mereka diperkirakan melayang selama penghancuran benteng Teppe Hasanlu. Diduga akibat sesak napas yang dipicu kebakaran yang menyebar ke seluruh kota.

Jasad keduanya yang tinggal tulang belulang ditemukan di dalam tempat pembuangan gerabah yang mungkin jadi lokasi persembunyian mereka dari para tentara penyerbu.

Kisah nyata mereka hingga kini masih jadi misteri, termasuk apa makna di balik ciuman misterius keduanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya