Presiden Nicolas Maduro Undang Utusan AS ke Venezuela

Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah mengundang utusan khusus Amerika ke Caracas.

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Feb 2019, 16:00 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2019, 16:00 WIB
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (AP/Ariana Cubillas)
Presiden Venezuela Nicolas Maduro (AP/Ariana Cubillas)

Liputan6.com, Caracas - Presiden Venezuela Nicolas Maduro telah mengundang utusan khusus Amerika ke Caracas, setelah mengungkapkan bahwa Menteri Luar Negeri Jorge Arreaza mengadakan pembicaraan rahasia di New York dengan utusan khusus Amerika ke Venezuela itu.

Maduro mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dia juga bersedia bertemu dengan utusan khusus Elliot Abrams, yang baru-baru ini mengatakan waktu untuk pembicaraan dengan Maduro telah berlalu.

Menurut sang presiden Venezuela, negaranya akan bertahan jika dibiarkan sendiri.

Belum ada reaksi langsung terhadap komentar Maduro itu dari para pejabat Amerika, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (16/2/2019).

Sementara itu, Arreaza, Kamis (14/2) mengatakan dia sedang membentuk koalisi diplomat yang percaya bahwa Amerika Serikat dan yang lainnya telah melanggar piagam PBB tentang non-campur tangan di negara-negara anggotanya.

Maduro menolak untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan Amerika ke negara itu, dan mengatakan Venezuela tidak membutuhkannya dan menyebut tawaran itu sebagai alasan invasi Amerika.

Rusia, China, Iran, Korea Utara, dan Kuba adalah di antara negara-negara yang mendukung Maduro.

 

Simak video pilihan berikut:

Pemerintah Venezuela Bentuk Koalisi Diplomat

Presiden Nicola Maduro di hadapan rakyat Venezuela - AFP
Presiden Nicola Maduro di hadapan rakyat Venezuela - AFP

Menteri Luar Negeri Venezuela Jorge Arreaza mengumumkan bahwa ia membentuk koalisi diplomat yang menyatakan Amerika Serikat negara pro-oposisi melanggar piagam PBB.

Dalam pernyataan pada Kamis 14 Februari, ia menyebut tindakan AS dan sekutunya sama dengan intervensi urusan domestik negara lain yang melanggar prinsip kedaulatan.

Hal ini diumumkannya dalam jumpa pers di PBB bersama diplomat dari enam belas negara termasuk Rusia, China, Iran, Korea Utara dan Kuba, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia pada Jumat (15/2/2019).

Negara-negara itu terus mendukung pemerintahan Nicolas Maduro di Venezuela, sementara 50 negara lain dipimpin Amerika mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden.

"Kita semua berhak hidup tanpa menghadapi ancaman kekerasan dan langkah paksaan sepihak yang bertentangan dengan hokum," kata Arreaza.

Arreaza juga menolak sanksi Amerika terhadap negaranya dan menyebut bantuan Amerika, ‘luar biasa'. Bantuan AS sekarang menumpuk di Kolombia menunggu untuk dikirim ke Venezuela.

Maduro tidak mengizinkan pangan, obat-obatan, dan bantuan lain masuk ke Venezuela dengan alasan Venezuela tidak membutuhkannya dan menyebutnya sebagai kedok invasi Amerika.

Baca selengkapnya...

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya