Tanggapan Warga Arab Saudi Terhadap Aplikasi Pengontrol Istri

Warga Arab Saudi memberikan komentar terkait aplikasi pengontrol istri yang diduga mendiskriminasi perempuan.

oleh Siti Khotimah diperbarui 20 Feb 2019, 09:29 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2019, 09:29 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Riyadh - Warga Arab Saudi buka suara terkait aplikasi kontroversial besutan kementerian dalam negeri. Alih-alih mendiskriminasikan perempuan, perangkat lunak bernama Absher diklaim justru mempermudah pengurusan paspor hingga Surat Izin Mengemudi (SIM) hanya dalam satu klik.

"Mereka tak tahu apa-apa. Aplikasi ini mewakili pelayanan pemerintahan yang sangat canggih," kata salah satu pengguna bernama Jafar Alfahad, dalam kolom ulasan di Google Play Store.

Aplikasi Absher (Screen Grab)

"Jangan menjadi bodoh dengan apa yang dikatakan media, kecuali jika kamu sendiri benar-benar memakainya," lanjut Jafar.

Azzah Mosalli, pengguna aplikasi yang lain, juga memberikan ulasan positif.

"Membuat hidup kita lebih mudah, saya mendapatkan surat mengemudi (dari aplikasi ini)," ujar pengguna Azzah Mosalli, dikutip dari ABC Indonesia pada Selasa (19/2/2019).

"Terima kasih kepada pemerintah yang membuat hidup kita lebih mudah, coba kalau ini dilakukan lebih dulu."

Situs Arab Media juga ikut membela dan menepis tuduhan jika aplikasi ini dimaksudkan untuk mengawasi pergerakan perempuan.

Media tersebut mengatakan aplikasi ini membebaskan kesulitan warga Arab dari pelayanan dengan birokrasi yang tidak efisien dan antrian panjang setiap harinya.

Tanggapan warga Arab Saudi tersebut susah diverifikasi terkait apakah benar mereka mengunggah dan menggunakan aplikasi tersebut, atau hanya sekedar memberikan ulasan.

Hingga artikel ini diterbitkan aplikasi ini sudah diunduh sebanyak 1 juta lebih, dengan hampir 70.000 ulasan dan mendapat bintang 4,8 di Google Play store.

Simak pula video pilihan berikut:

 

Diduga Mendiskriminasi Perempuan

Arab Saudi
Pendukung perempuan Arab Saudi menyaksikan laga Piala Dunia 2018 di Stadion Luzhniki. (AP Photo/Hassan Ammar)

Kasus ini berawal setelah aktivis perempuan AS mengecam sebuah aplikasi yang memungkinkan pria untuk mengontrol istri dan kerabat wanitanya, pada Rabu, 13 Februari 2019. Ia meminta Google dan Apple segera menghapus perangkat lunak tersebut.

Sebagaimana dikutip dari The Straits Times, dengan aplikasi itu secara otomatis kaum Adam --yang terdaftar sebagai pengguna, akan mendapatkan SMS setiap kali perempuan yang menjadi tanggung jawab mereka mempergunakan paspor.

Aplikasi yang tersedia secara gratis tersebut dianggap memungkinkan pelanggaran hak perempuan dan anak, menurut juru kampanye hak asasi manusia bernama Human Rights Watch.

"Kontrol penuh laki-laki kini difasilitasi dengan teknologi modern dan membuat mereka lebih mudah dan membatasi kehidupan perempuan," kata Rothna Begum, seorang ahli hak-hak perempuan Timur Tengah di Human Rights Watch.

Begum berpendapat bahwa aplikasi didesain, salah satunya untuk mendiskriminasi perempuan di negara konservatif itu. Mengingat, perempuan Arab Saudi harus memiliki izin untuk segala hal di bawah sistem perwalian negara yang ketat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya