Bersama China, Kepolisian Australia Sita Satu Ton Lebih Narkotika

Mereka menyita lebih dari 1 ton narkotika yang digunakan sebagai bahan awal untuk membuat methamphetamine dengan harga pasar hampir 500 juta dolar Amerika.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2019, 11:03 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2019, 11:03 WIB
Ilustrasi methamphetamine (iStock)
Ilustrasi methamphetamine (iStock)

Liputan6.com, Canberra - Kepolisian Federal Australia menerangkan bahwa pihaknya telah menyita bahan kimia yang dapat dijadikan satu ton methamphetamine dan menangkap empat dalam operasi bersama dengan China.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (28/2/2019), mereka menyita lebih dari 1,4 ton ephedrine yang digunakan sebagai bahan pemula untuk membuat methamphetamine dengan harga pasar hampir 500 juta dolar Amerika.

Penyelidik mengatakan, mereka diberi petunjuk oleh pihak China tentang sindikat yang dicurigai memasukkan jumlah besar narkoba ke Melbourne, Australia.

Petugas perbatasan mencegat satu kontainer yang tiba dari China dan berlabel keramik ubin dan perekat yang oleh polisi dikatakan berisi 260 kantong ephedrine. Polisi mengatakan, mereka tukar ephedrine itu dengan bahan tidak berguna dan meneruskan pengiriman tersebut.

Dua di antara yang ditangkap berasal dari Melbourne, Australia dan dua lagi warga negara China.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Operasi Bersama Sejak 2015

Petugas polisi tengah mengidentifikasi pengiriman 38 paket berbahaya ke kantor-kantor konsulat di Australia, Rabu 9 Januari 2019 (AFP/William West)
Petugas polisi tengah mengidentifikasi pengiriman 38 paket berbahaya ke kantor-kantor konsulat di Australia, Rabu 9 Januari 2019 (AFP/William West)

Australian Federal Police Assistant Commissioner Bruce Hill mengatakan bahwa sejak 2015, otoritas Australia dan China bersama-sama menyita 24 ton obat-obatan dan bahan kimia prekursor.

"Kekuatan kemitraan ini dalam operasi seperti ini, yang tidak akan mungkin terjadi tanpa kerja sama yang erat," kata Hill dalam sebuah pernyataan.

Apabila resmi bersalah, pelaku akan diganjar dengan hukuman setimpal.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya