Tips Jitu Cegah 5 Penyakit yang Rawan Menyerang Saat Musim Hujan

Inilah lima penyakit yang paling rawan menyerang di musim hujan, dan juga bagaimana langkah-langkah dasar untuk mencegahnya.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 06 Mar 2019, 19:05 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2019, 19:05 WIB
20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Di balik udara hawa sejuk musim hujan, ternyata bersembunyi cukup banyak risiko gangguan kesehatan, yang disebabkan oleh lebih riskannya penyebaran bibit penyakit, dibandingkan ketika cuaca terik.

Tingginya risiko gangguan kesehatan di musim hujan juga kerap disebabkan oleh kondisi yang tidak higienis, di mana bakteri penyakit mudah berkembang biak.

Dikutip dari situs web Wockhardt Hospitals pada Rabu (6/3/2019), ketidakpatuhan banyak orang terhadap langkah-langkah pencegahan dasar, membuat bibit penyakit semakin berisiko untuk hinggap di tubuh manusia.

Banyak dari penyakit musim hujan tetap tidak terdiagnosis hingga berkembang menjadi komplikasi yang tidak diinginkan. Inilah sebabnya mengapa pemeriksaan dan pengobatan dini penting dilakukan.

Berikut adalah beberapa penyakit umum yang sangat lazim menyerang di musim hujan, serta langkah-langkah dasar untuk mewaspadainya.

 

Simak video pilihan berikut: 

1. Flu

Ilustrasi pria sakit flu
Ilustrasi sakit flu (iStock)

Flu adalah salah satu gangguan kesehatan yang umum terjadi di kala musim hujan. Sejatinya, ini adalah penyakit yang sangat menular, karena bisa menyebar dengan mudah via udara.

Karena menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, dengan demikian pilek turut mempengaruhi fungsi normal hidung dan tenggorokan.

Gejalanya meliputi pilek atau hidung tersumbat, pegal-pegal, iritasi tenggorokan dan nyeri serta demam. Mereka yang terkena penyakit ini disarankan untuk segra berkonsultasi ke doter, guna mendapatkan resep obat yang diperlukan untuk sembuh dari infeksi terkait.

Cara terbaik untuk mencegah flu biasanya adalah dengan menerapkan pola makan sehat, seimbang dan teratur, yang akan mengembangkan sistem kekebalan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

 

2. Kolera

Bakteri kolera (Vibrio cholerae) tampak mikroskopis (Wikimedia / Creative Commons)
Bakteri kolera (Vibrio cholerae) tampak mikroskopis (Wikimedia / Creative Commons)

Penyakit bakteri lain yang paling umum dan mematikan --dan menyebar selama musim hujan-- adalah "kolera". Gangguan kesehatan ini disebabkan oleh makanan dan air yang terkontaminasi, dan juga kondisi higienis yang buruk.

Gejala umum kolera adalah diare parah dengan tinja berair, muntah berkali-kali, dehidrasi, dan kram otot. Penyakit ini membutuhkan perawatan segera karena bisa menyebabkan kematian dalam beberapa jam.

Untuk mengatasinya, langkah dasar yang harus dilakukan adalah segera mengganti cairan dan elektrolit tubuh menggunakan larutan rehidrasi sederhana, yakni berupa garam rehidrasi oral (ORS), yang tersedia dalam bentu bubuk, dan dapat dilarutkan dalam air matang atau botol.

Sementara untuk pencegahannya, beberapa yang harus dilakukan adalah memastikan selalu minum air bersih, menggunakan sanistasi yang layak, dan selalu mencuci tangan sebelum makan

3. Tifus

20151020-Ilustrasi-Sakit-Demam
Ilustrasi Sakit Panas (iStockphoto)

Tifus adalah penyakit akibat infeksi bakteri, yang ditularkan melalui makanan makanan atau minuman yang terkontaminasi Salmonella. Diagnosisnya umum diketahui dari kondisi darah, sumsum tulang, atau feses yang tidak biasa.

Biasanya, gejala tifus dimulai dengan demam tinggi berkepanjangan, sakit perut parah, sakit kepala, dan muntah. Bagian terburuknya adalah bahwa infeksi penyakit ini dapat tetap berada di kantong empedu pasien, bahkan setelah dia sembuh.

Adapun langkah-langkah pencegahannya termasuk menyediakan air minum bersih, sanitasi yang lebih baik, dan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah berkegiatan.

Sementara pengobatan tifus termasuk antibiotik seperti azithromycin, fluoroquinolone atau sefalosporin generasi ketiga.

4. Hepatitis A

Efek samping transplantasi hati
Ilustrasi hati | Via: istimewa

Ini adalah infeksi hati yang sangat menular yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Penularannya dapat berlangsung melalui air minum dan makanan yang bersinggungan dengan penderita terkait, atau bisa juga via kotoran yang dibawa oleh lalat.

Gejala penyakit ini berhubungan langsung dengan peradangan hati yang disebabkan oleh virus. di mana meliputi: ikterus (mata dan kulit kuning, urin berwarna gelap), sakit perut, Kehilangan nafsu makan, mual, deman, diarean, dan rasa letih.

Tes darah digunakan untuk mendeteksi keberadaan hepatitis A dalam tubuh manusia.

Tidak ada pengobatan khusus untuk hepatitis A, namun dalam kebanyakan kasus, pasien sembuh dalam waktu enam bulan tanpa kerusakan yang berkelanjutan.

Manajemen perawatannya melibatkan pengobatan intensif, istirahat, dan pengaturan pola makan.

Adapun langkah-langkah dasar untuk menghindarinya adalah menerapkan gaya hidup yang bersih, termasuk sering mencuci tangan sebagai salah satu cara terbaik untuk melindungi dari hepatitis A. Selain itu, vaksin juga tersedia untuk pencegahan lebih keras.

5. Demam Berdarah

Pasien DBD di RSUD Pasar Rebo
Seorang ayah menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Jakarta, Jumat (1/2). Dalam sebulan ini, RSUD Pasar Rebo sudah menerima 88 pasien demam berdarah. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Demam berdarah adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegepty, yang memiliki garis-garis hitam dan putih dan biasanya menggigit pada siang dan sore hari.

Gejala demam berdarah meliputi nyeri sendi dan otot yang parah, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, demam, kelelahan, dan ruam.

Komplikasi demam berdarah disebut sebagai Dengue haemorrhagic fever (DHF). Ini adalah sindrom spesifik yang cenderung mempengaruhi anak-anak di bawah 10 tahun. Komplikasi dari demam berdarah ini menyebabkan sakit perut, pendarahan, dan kolaps sirkulasi (syok).

Tidak ada antibiotik khusus atau obat antivirus untuk mengobatinya, kecuali perawatan yang berkaitan untuk menghilangkan gejala dan tanda-tandanya. Dalam hal ini, istirahat cukup dan asupan cairan (rehidrasi oral) penting dilakukan.

Obat penghilang rasa sakit seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid hanya boleh diminum di bawah pengawasan dokter, karena kemungkinan memperburuk komplikasi perdarahan.

Adapun pain killer hanya dapat diberikan untuk sakit kepala dan nyeri sendi dan otot (mialgia). Jumlah trombosit harus dipantau melalui perjalanan siklus penyakit. Kadang-kadang rawat inap untuk demam berdarah mungkin disarankan tergantung pada kondisi pasien.

Sementara itu, untuk pencegahan dasarnya, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

  • Menggunakan obat nyamuk kuat yang mengandung kompleks kimia DEET untuk mencegah gigitannya.
  • Mengenakan pakaian yang menutup tubuh dengan baik saat keluar siang atau sore hari, terutama di kawasan yang lembab.
  • Pehatikan bahwa nyamuk aedes aegepty berkembang biak di air bersih dan segar, sehingga pengurasan secara berkala sangat dianjurkan. Hindari pula untuk membiarkan tempat penyimpanan air --atau bisa juga kolam-- sering dalam kondisi terbuka pada musim hujan.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya