Liputan6.com, Washington DC - Penjabat Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Patrick Shanahan mengatakan bahwa tes senjata anti-satelit (ASAT) seperti yang dilakukan India pada Rabu, 27 Maret 2019 berisiko untuk membuat "kekacauan" di ruang angkasa. Hal itu disebabkan oleh puing-puing yang dihasilkan dari penembakan.
Dalam sebuah wawancara di Florida baru-baru ini, Shanahan mengatakan AS masih mempelajari akibat dari penembakan yang dilakukan oleh rudal India, meskipun New Delhi mengklaim menyerang satelitnya sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga berpesan bahwa ruang angkasa harus dijaga untuk kepentingan bersama.
"Saya berharap siapa pun yang melakukan tes tidak membahayakan aset orang lain," kata Shanahan, mengutip The Straits Times pada Kamis (28/3/2019).
"Kita semua hidup di ruang angkasa, jangan membuatnya berantakan. Ruang angkasa harus menjadi tempat di mana kita dapat melakukan kepentingan kita. Ruang adalah tempat di mana orang-orang harus memiliki kebebasan untuk beroperasi," lanjutnya.
Pesan Shanahan tersebut berhubungan dengan analisis para ahli yang mengatakan bahwa senjata anti-satelit menimbulkan bahaya ruang angkasa. Hal itu disebabkan oleh awan fragmen hasil operasi yang dapat bertabrakan dengan objek lain. Insiden tersebut berpotensi memicu reaksi berantai proyektil melalui orbit Bumi.
Terkait dengan insiden penembakan jatuh satelit yang dilakukan India, Letnan Jenderal David Thompson mengatakan bahwa Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk sementara belum mendapatkan dampak negatif.
Meski demikian, Ketua NASA Jim Bridenstine mengatakan pada Rabu bahwa tes senjata anti-satelit dapat berakibat fatal.
"Jika kita menghancurkan ruang angkasa, kita tidak akan mendapatkannya kembali," katanya, tanpa menyebutkan kata India.
Â
Simak pula video pilihan berikut:
India Menampik
Sementara itu, New Delhi menolak adanya potensi bahaya yang diakibatkan oleh operasi rudal anti-satelitnya. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri India pada Rabu, 27 Maret 2019.
Menurut kementerian, dampak operasi terjadi di orbit rendah Bumi dan puing-puing akan "membusuk dan jatuh kembali ke Bumi dalam beberapa minggu."
Menanggapi hal tersebut, Komando Strategis militer AS telah melacak keberadaan lebih dari 250 keping puing dari uji coba rudal India dan akan mengeluarkan "pemberitahuan yang diperlukan sampai puing-puing memasuki atmosfer Bumi," sebagaimana disampaikan oleh juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Dave Eastburn.
Eastburn menambahkan bahwa India mengklaim telah meminta pertimbangan penasehat keselamatan pesawat sebelum peluncuran.
Terkait hal ini, pemerintah New Delhi dan Washington DC telah melakukan pembicaraan.
Advertisement