Liputan6.com, Kolombo - Kepolisian Sri Lanka telah memperingatkan ada banyak tersangka yang dicurigai terkait dengan pemboman hari Minggu Paskah 21 April 2019 berstatus buron. Hal itu menjadikan Negeri Ceylon dihantui oleh kemungkinan sel tidur teroris, beberapa hari usai serangan teror hampir sepekan lalu.
Di seluruh Sri Lanka, penyelidikan kriminal internasional yang besar sedang berlangsung, dengan enam agen polisi asing dan Interpol membantu polisi setempat, termasuk Scotland Yard dari Inggris dan FBI dari AS.
Ruwan Gunasekera, juru bicara kepolisian, mengatakan para petugas dari Departemen Investigasi Kriminal (CID) Sri Lanka dan Departemen Investigasi Terorisme (TID) telah menggerebek lima rumah aman di seluruh negeri sehubungan dengan serangan hari Minggu. Lokasi-lokasi itu telah disegel untuk penyelidikan forensik.
Advertisement
Baca Juga
Lebih dari 70 tersangka telah ditahan atas berbagai tuduhan, termasuk kecurigaan terorisme, membantu dan bersekongkol dengan terorisme dan konspirasi untuk melakukan terorisme, kata Gunasekera. Empat tersangka tingkat tinggi ditahan oleh TID, dan 33 ditahan oleh CID, tambahnya.
Dari mereka yang ditangkap, empat tersangka adalah perempuan, dan semuanya adalah muslim.
Gunasekera mengatakan kebanyakan dari mereka adalah anggota keluarga dan teman dari para pelaku bom bunuh diri. Tak satu pun dari mereka yang ditangkap adalah orang asing.
Penggerebekan yang signifikan dilakukan pada Rabu malam, ia menambahkan, di mana 16 orang ditangkap di berbagai lokasi, sebagian besar di dekat ibu kota Kolombo. Tiga senapan dan dua walkie-talkie juga disita.
Ketika polisi terus menyelidiki bagaimana kelompok teror yang sebelumnya kurang dikenal berhasil melakukan serangkaian serangan besar dan terkoordinasi, Gunasekera mengungkapkan bahwa polisi telah mengonfirmasi bahwa sebuah ledakan di daerah yang didominasi Muslim di Kathankudi, di Sri Lanka timur, pada awal April adalah laga uji coba bagi para teroris. Dalam ledakan itu mereka meledakkan sepeda motor.
Lebih banyak operasi pencarian sedang berlangsung di Kolombo, dan penghalang jalan telah disiapkan. Polisi telah meminta masyarakat untuk tidak panik, kata seorang juru bicara kepada CNN.
Negara itu tetap dalam siaga tinggi dan banyak pembongkaran terkendali telah dilakukan atas paket dan kendaraan yang mencurigakan dalam beberapa hari terakhir.
Perdana Menteri Sri Lanka, Wickremesinghe memperingatkan potensi serangan lebih banyak di negara itu. Dalam wawancara dengan CNN, ia mengatakan pihak berwenang menargetkan "sel tidur" - teroris yang dapat mendadak aktif untuk memulai putaran serangan lainnya.
"Polisi dan pasukan keamanan menangkap mereka yang terlibat, tetapi mereka juga menangkap 'sel tidur' teroris, mereka yang kemungkinan bisa digunakan pada serangan putaran kedua dan ketiga," katanya.
Beberapa Pelaku yang Telah Teridentifikasi
Peringatan itu datang ketika diketahui bahwa seorang taipan rempah terkemuka lokal ditahan atas dugaan membantu dua putranya yang berpartisipasi dalam serangan teror itu.
Pihak berwenang di Kolombo mengeluarkan foto-foto sejumlah tersangka, tetapi terpaksa untuk menarik salah satu gambar ketika diketahui bahwa itu adalah seseorang yang tidak ada hubungannya dengan pemboman.
Menambah rasa kebingungan, pemerintah secara signifikan menurunkan rekapitulasi korban tewas, dari 359 menjadi 253.
Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan kepada CNN bahwa salah satu pembom, Ilham Ahmed Ibrahim, sebelumnya telah ditangkap sebelum teror, namun dibebaskan.
"Ia adalah bomber bunuh diri dari serangan di Grand Cinnamon yang dirilis sebelumnya," kata pejabat itu, merujuk pada salah satu hotel yang diledakkan oleh para penyerang.
Pejabat itu tidak memberikan perincian lebih lanjut, dan CNN tidak dapat menghubungi pejabat pengadilan Sri Lanka pada Kamis malam untuk mengonfirmasi penangkapan.
Salah satu saudara laki-laki Ibrahim, Imsath Ahmed Ibrahim, juga meledakkan dirinya sebagai bagian dari gelombang teror yang terkoordinasi, menurut dua sumber yang mengetahui penyelidikan.
Ayah mereka, Mohamed Yusuf Ibrahim, yang ditahan setelah serangan itu, juga telah ditahan karena diduga membantu dan bersekongkol dengan putra-putranya, kata juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera kepada CNN.
Mohamed Ibrahim adalah pendiri Ishana Exports yang berbasis di Kolombo, yang menyebut dirinya di situs webnya sebagai "pengekspor rempah-rempah terbesar dari Sri Lanka sejak 2006." Anggota keluarga Ibrahim lainnya yang diketahui polisi juga telah ditahan.
CNN belum dapat menghubungi Mohamed Yusuf Ibrahim atau anggota keluarga lainnya untuk memberikan komentar.
Menambah kekacauan yang sedang terjadi setelah serangan, Menteri Pertahanan Sri Lanka Hemasiri Fernando menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Kamis 25 April 2019, kata penasihat kepresidenan Shiral Lakthilaka.
Pemerintah sebelumnya telah mengakui dan meminta maaf karena gagal menindaklanjuti peringatan yang diterima dari intelijen India sebelum pemboman.
Sementara itu pengacara untuk empat orang yang ditangkap pada Januari di utara Kolombo, atas dugaan kepemilikan bahan peledak, mengatakan bahwa tidak ada yang terlibat dalam serangan hari Minggu.
Ishmail Mohammed Naleem, seorang pengacara untuk kelompok itu, mengatakan kepada bahwa keempatnya masih hidup, dan dugaan awal yang mengatakan bahwa mereka terlibat dalam pemboman hari Minggu Paskah adalah tidak benar.
Advertisement
Desain Bom Ditemukan
Pada kabar lain, pihak berwenang Sri Lanka menemukan desain bom di sebuah rumah yang mereka gerebek pada Minggu 21 April 2019 di distrik Panadura, selatan Kolombo, menurut seorang perwira tinggi kepolisian. Polisi juga menemukan baterai dan kemasan untuk bantalan bearing.
Tidak ada seorang pun di rumah ketika digerebek. Rumah itu telah disewakan kepada penyewa baru sekitar dua bulan lalu, kata petugas itu. Polisi dan tetangga mengatakan para penghuni baru membaya sekitar dua kali lipat dari harga normal untuk menyewa properti.
Rumah itu disegel ketika penyelidik melakukan olah TKP di dalam pada hari Kamis. CNN melihat pria yang diidentifikasi oleh polisi setempat sebagai agen FBI Amerika Serikat meninggalkan lokasi.
Sebuah taksi yang membawa salah satu pembom ke hotel Shangri-La di Kolombo berhenti di sebuah rumah di Panadura pada hari Minggu, kata seorang pejabat senior intelijen kepada CNN.
Taksi telah mengambil pembom dari sebuah masjid di di Kota Dharga, jauh di selatan, yang memiliki hubungan dengan National Thowheeth Jamaath (NTJ), kelompok yang diduga terlibat dalam serangan itu.
Tidak jelas apakah rumah tempat taksi berhenti di Panadura sama dengan rumah tempat desain bom ditemukan.
Ketika taksi mencapai Panadura, penumpang meminta pengemudi untuk mengambil kursi belakang untuk memberi ruang bagi kotak-kotak bawaan, kata sumber intelijen.
Selama sisa perjalanan ke hotel Shangri-La, penumpang menginstruksikan pengemudi untuk mengemudi dengan lambat dan hati-hati, mengatakan ia tidak ingin "pakaian" di dalam kotak menjadi rusak, menurut sumber intelijen.
Begitu mobil tiba di Shangri-La, penumpang tidak mengizinkan pengemudi untuk membantu mengeluarkan kotak-kotak dari mobil, melainkan membawanya ke hotel tanpa bantuan.