Liputan6.com, Jakarta - Bagi sebagian besar orang, pindah ke rumah baru yang kondisinya lebih nyaman dari hunian sebelumnya adalah sesuatu yang menyenangkan.
Namun gambaran semacam itu bisa saja sirna dari benak calon penghuninya, ketika mengetahui 'ada yang tak beres' dari tempat tinggal yang kini didiaminya.
Misalnya saja, si pemilik baru menemukan proses pembusukan yang mengering di ruang bawah tanah, atau mengungkap jalan pintas yang berpotensi mengancam jiwa, atau mungkin sejarah bangunan itu sendiri: pembunuhan.
Advertisement
Banyak orang kekurangan waktu dan sumber daya untuk menyelidiki apa yang terjadi di rumah baru mereka selama tahun-tahun dan dekade sebelumnya.
Baca Juga
Beberapa di antara mereka bahkan tidak peduli tentang latar belakang hunian, tetapi berita kematian di rumah yang mereka huni dapat menggoyahkan minat mereka.
Di Amerika Serikat saja contohnya, ada 4,5 juta rumah yang dilaporkan masuk dalam kategori mengerikan, dan informasi seperti itu layak untuk didapatkan oleh calon penghuninya.
Alasan tersebutlah yang memantik Roy Condrey untuk membangun situs web Died In House, yang digambarkan olehnya sendiri sebagai "yang pertama dari jenisnya".
Layanan itu menyediakan basis data daring yang unik, sehingga memungkinkan pengguna untuk melihat apakah sesuatu yang mengerikan pernah terjadi sebelumnya di sebuah rumah siap huni.
Keterangan di situs itu tertulis:
Kami menyediakan pengguna catatan kematian yang terkait dengan alamat tertentu. Sistem ini secara instan mencari lebih dari 118 juta data dan jumlahnya akan terus bertambah setiap hari.
"Sumber yang digunakan termasuk laporan dari kantor polisi dan media. Berapa biayanya? Relatif rendah, yaitu US$ 12. Lumayan kecil, bila dibandingakan ongkos yang digelontorkan pengguna untuk membeli rumah baru," jelas Condrey, dikutip dari The Vintage News, Senin (20/5/2019).
Pengalaman Pribadi
Rupanya, ide Condrey tersebut datang dari pengalaman pribadinya saat tinggal di rumah baru siap huni. Ia mengungkapkan bahwa ada sebuah kematian yang pernah terjadi di tempat dia tinggal, jauh sebelum ia pindah.
"Sebagian besar negara bagian tidak punya undang-undang untuk mengungkapkan kejadian kematian di properti, tidak peduli bagaimana itu terjadi. Tidak ada satu pun tempat untuk bersembunyi," jelasnyaa lagi.
Menurutnya, penelitian untuk situs ciptaannya itu sangat memakan waktu. Namun untuk saat ini, Died In House hanya bisa diakses di Amerika saja --sesuatu yang ingin diatasi oleh Condrey.
Selain itu, situs tersebut juga dibatasi oleh teknologi modern --rekaman baru mulai didigitalkan pada 1980-an.
Advertisement
Seberapa Akurat Algoritma di Situs Itu?
Forbes berupaya menguaknya dan melakukan penggalian data di sekitar yayasan siber. Tim mencari lima alamat yang terdapat di dalam basis data Died In House.
Mengejutkannya, mereka menemukan bahwa situs itu secara akurat memberikan informasi tentang laboratorium shabu di sebuah rumah di Ohio, pembunuhan di Amityville Horror House dan catatan kepemilikan yang lengkap dari sebuah gedung kantor di New York.
Lalu, apakah pengungkapan itu semua bisa berkaitan dengan masalah keuangan?
Ya. Harga properti bisa jadi anjlok bila rumah tersebut diketahui pernah terjadi sebuah insiden mengerikan, seperti pembunuhan, kematian, pembantaian, atau tindak kekerasan lain.
Nilai jual rumah bahkan bisa turun hingga 30 persen.