Presiden Erdogan: Saya Tak Percaya Morsi Meninggal Alamiah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut tak percaya bahwa Mohammed Morsi meninggal dengan sebab alamiah. Mengapa demikian?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Jun 2019, 15:45 WIB
Diterbitkan 19 Jun 2019, 15:45 WIB
Erdogan dan Ribuan Rakyat Turki Salat Gaib untuk Morsi
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara usai menunaikan salat gaib untuk mantan Presiden Mesir Mohammed Morsi di Masjid Fatih, Istanbul, Selasa (18/6/2019). Erdogan mengutuk otoritas Mesir yang memakamkan Morsi secara diam-diam. (AP Photo/Emrah Gurel)

Liputan6.com, Istanbul - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia tidak percaya bahwa mantan presiden Mesir Mohammed Morsi meninggal karena sebab alamiah.

Erdogan membuat komentar itu di sebuah masjid Istanbul pada Selasa 18 Juni 2019 waktu setempat, di mana sekitar ribuan orang mengadakan Salat Gaib untuk Morsi, presiden Mesir pertama yang terpilih secara demokratis, yang digulingkan oleh militer pada tahun 2013.

Morsi meninggal pada Senin 17 Juni pada usia 67 tahun, setelah pingsan selama sesi persidangan.

"Mohammed Morsi berjalan untuk bergabung dengan Tuhan selama persidangan. Apakah ini berjalan normal, atau ada beberapa kondisi lain? Ini adalah sesuatu hal untuk dipikirkan," kata Erdogan seperti dikutip dari News.com.au, Rabu (19/6/2019).

Dia melanjutkan: "Saya tidak percaya bahwa ini adalah kematian normal (alamiah)."

Erdogan juga mengkritik pihak berwenang di Mesir karena tidak mengizinkan Morsi dimakamkan di pemakaman keluarga di kota kelahirannya.

Sebelumnya, pemimpin Turki, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Morsi, mengkritik negara-negara Barat karena tidak berbicara menentang pemerintah Mesir saat ini.

Saksikan Juga Video Berikut Ini:


Didesak Penyelidikan

Mohammed Morsi
Mohammed Morsi (KHALED DESOUKI / AFP)

Sementara itu, Kantor hak asasi manusia PBB menyerukan "penyelidikan cepat, tidak memihak, menyeluruh dan transparan" atas kematian mantan presiden Mesir, yang ambruk dan meninggal di dalam ruang sidang di Kairo.

Juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Rupert Colville, mencatat kekhawatiran tentang kondisi penahanan mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin itu sejak ia digulingkan oleh militer pada 2013, termasuk "kurungan isolasi yang berkepanjangan."

Colville mengatakan penyelidikan independen yang dicari oleh kantor hak asasi harus "memeriksa apakah kondisi penahanannya berdampak pada kematiannya."

Dia mencatat bahwa negara-negara - termasuk Mesir - yang telah meratifikasi Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik memiliki "tugas tinggi" untuk melindungi kehidupan orang-orang yang ditahan.

Kantor hak asasi mengatakan penyelidikan harus dilakukan oleh "peradilan atau otoritas kompeten lainnya" yang independen dari pemerintah Mesir.


Duka dari Suriah

Ilustrasi Suriah. (AP)
Ilustrasi Suriah. (AP)

Kelompok oposisi utama Suriah juga berduka atas kematian mantan presiden Mesir yang digulingkan.

Syrian National Coalition yang berbasis di Turki mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa ketika Morsi menjadi presiden, ia mendukung pemberontakan rakyat Suriah terhadap pemerintah Presiden Suriah Bashar Assad.

Morsi adalah pendukung kuat oposisi Suriah setelah ia terpilih sebagai presiden. Aktivis Suriah menyebarkan video pada hari Senin yang menunjukkan Morsi membawa bendera oposisi Suriah selama demonstrasi di Mesir.

Pasukan Assad sebagian besar telah menumpas pemberontakan rakyat yang meletus terhadap dekade panjang keluarga Assad pada tahun 2011, yang terinspirasi oleh protes Arab Spring yang melanda wilayah itu tahun itu.

Sebelumnya, masjid-masjid di seluruh Turki mengadakan Salat Gaib untuk Morsi pada hari Selasa.

Di ibu kota Turki, Ankara, beberapa ratus orang mengadakan protes di luar Kedutaan Besar Mesir, mengecam pemerintah Presiden Mesir saat ini Abdel-Fattah al-Sissi dan menyatakan dukungan untuk Ikhwanul Muslimin yang dipimpin Morsi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya