19-8-1991: Upaya Kudeta Gorbachev dan Runtuhnya Uni Soviet

Hari ini, tepat 28 tahun lalu, kudeta terhadap Mikhail Gorbachev memicu runtuhnya Uni Soviet.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 19 Agu 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2019, 06:00 WIB
Mikhail Gorbachev: Dunia di Ambang Perang Dingin
Mikhail Gorbachev dikenal sebagai pemimpin Uni Soviet pada akhir 1980-an yang dinilai berhasil memulihkan hubungan dengan Barat.

Liputan6.com, Moskow - Pada hari ini, tahun 1991, terjadi upaya kudeta terhadap Pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev. Para orang terdekatnya yang memegang teguh komunis garis keras mencoba menggulingkan sang pemimpin. Namun, akhirnya gagal.

Sebagaimana Today in History dikutip dari BBC pada Minggu (18/8/2019), para pemimpin garis keras turun ke jalan dan hendak menduduki Istana Uni Soviet, dalam rangka untuk mengambil alih pemerintahan.

Sementara Mikhail Gorbachev ditahan di rumahnya kala itu, radio lokal mengumumkan bahwa dirinya tidak bisa lagi mengemban tugas pemerintahan karena kondisi kesehatan yang menurun.

Sebelumnya, televisi berita Uni Soviet beberapa kali juga mengecam kebijakan Gorbachev yang dianggap telah keluar dari prinsip pemerintahan Komunis.

Sejak menjabat, Mikhail Gorbachev mulai menjalankan pemerintahan yang terbuka dan kebijakannya cenderung berpihak pada pasar ala Kapitalis.

 

 

Pengumuman Status Darurat Negara

Bendera Uni Soviet (Wikipedia/Public Domain)
Bendera Uni Soviet (Wikipedia/Public Domain)

Sementara itu, setelah melakukan serangkaian langkah pengambil alihan pemerintahan, pemimpin baru yang mengkudeta Gorbachev, Gennady Yanayev mengumumkan status darurat negara.

Dalam siaran televisi, sejumlah pejabat baru mengatakan bahwa langkah pengambil alihan kekuasaan ini dilakukan dalam rangka menyelamatkan negara yang sudah berada di ambang kehancuran.

Namun demikian, kudeta ini ditentang keras sebagian besar rakyat. Para warga melakukan aksi demonstrasi mengecam pemakzulan terhadap Gorbachev. Presiden Federasi Rusia Boris Yeltsin pun menolak kudeta tersebut.

Dalam aksi demonstrasi, Yeltsin menyebut pemerintahan baru merupakan rezim teror. Para massa pun menyerukan agar pemerintahan dikembalikan ke pemimpin sah secara konstitusi.

Upaya demonstrasi ini pada akhirnya membuahkan hasil. Para biang keladi kudeta pada akhirnya melarikan diri ke luar negeri setelah mendapat tekanan dari rakyat yang berdemo. Gorbachev kembali ke tampuk kekuasaan. Sementara itu, pemimpin kudeta lainnya ditangkap. Ada juga yang bunuh diri.

Pemimpin Soviet yang Terbuka

Mikhail Gorbachev
Mikhail Gorbachev (Creative Commons)

Gorbachev merupakan pemimpin Soviet yang sangat terbuka atas kebebasan berpendapat dan berserikat. Kebijakan jelas sangat berbeda dengan pendahulu. Kebijakannya ini pada akhirnya membuat Uni Soviet runtuh.

Pada 8 Desember 1991, ditandatangani perjanjian yang mengatur persemakmuran negara-negara merdeka dari kesatuan Uni Soviet.

Stasiun televisi Rusia pada 21 Desember 1991 bahkan memulai program siaran dengan pengumuman: "Selamat malam. Inilah beritanya. Negara Uni Soviet kini sudah tidak ada lagi."

Gorbachev kemudian memutuskan mengundurkan diri dari kursi pemimpin tertinggi Uni Soviet pada 25 Desember 1991.

Dan pada 26 Desember 1991, Uni Soviet resmi bubar dengan ditandai pengambilalihan kantor-kantor Uni Soviet oleh pemerintahan Rusia.

Sejarah lain mencatat pada 19 Agustus 1612, tiga perempuan dari Desa Lancashire dari Samlesbury, Inggris dihadapkan ke pengadilan, atas tuduhan melakukan sihir.

Sementara pada 1960, dalam program Sputnik, Uni Soviet meluncurkan satelit yang membawa 2 anjing, Belka dan Strelka, 40 celurut, 2 tikus, dan sejumlah tanaman.

Pada 19 Agustus 2003, serangan bom mobil dilakukan ke markas PBB di Irak. Membunuh utusan organisasi dunia itu, Sergio Vieira de Mello dan 21 petugas lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya