Dianggap Keliru Soal Kamp Nazi, Netflix Dikirimi 'Surat Cinta' oleh PM Polandia

Lantaran dianggap membuat mispersepsi dalam film dokumenter tentang kamp kematian Nazi, Netflix diprotes PM Polandia.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Nov 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2019, 07:00 WIB
Adolf Hitler memberikan salam Nazi (AFP Photo)
Adolf Hitler memberikan salam Nazi (AFP Photo)

Liputan6.com, Warsawa - Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menuliskan 'surat cinta' kepada perusahaan layanan streaming, Netflx. Ia juga bersikeras meminta perubahan pada sebuah film dokumenter tentang kamp kematian Nazi, the Devil Next Door.

Morawiecki mengatakan bahwa peta yang ditunjukkan dalam film tersebut menempatkan kamp kematian di dalam perbatasan Polandia modern. Demikian dikutip dari BBC, Selasa (12/11/2019).

Hal tersebut dianggap keliru karena dapat mengartikan bahwa Polandia bertanggung jawab atas kamp-kamp kematian yang sebenarnya ditempati oleh Jerman dalam Perang Dunia II.

Pihak Netflix telah mengatakan kepada media Reuters bahwa pihaknya mengetahui adanya kekhawatiran terkait film dokumenter tersebut.

Nazi telah menginvasi Polandia pada tahun 1939, yang kemudian menandai sebagai awal perang.

Jerman kemudian membangun kamp termasuk yang di Auschwitz dimana terjadi pembunuhan terhadap jutaan orang yang kebanyakan merupakan Yahudi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perbuatan Tak Disengaja

Apa Sih Netflix dan Bagaimana Menggunakannya? Cari Tahu di Sini
Buat kamu para pecinta film kini Netflix hadir di Indonesia lho. Kamu yang hobi menonton film pastinya akan sangat dimudahkan.

PM Morawiecki menuliskan dalam suratnya kepada Reed Hastings selaku CEO Netflix tentang pentingnya menghormati sejarah dan memberikan fakta kebenaran tentang Perang Dunia II dan Holocaust.

Ia juga menuduh bahwa beberapa karya tertentu yang ditayangkan di Netflix sebagai karya yang tidak akurat dan hanyalah menuliskan sejarah baru yang tidak sesuai dengan fakta. 

PM Polandia tersebut juga melampirkan peta Eropa tahun 1942 serta pernyataan sukarela dari Witold Pilecki yang membagikan pengalamannya melarikan diri.

"Saya percaya bahwa kesalahan yang buruk ini telah dilakukan tanpa sengaja," tambah Morawiecki.

Tahun lalu, Polandia menerapkan undang-undang yang mengkriminalisasi bahasa tersirat tentang tenggung jawab Polandia atas kekejaman yang dilakukan oleh Nazi.

Namun, protes dari negara lain memaksa aturan yang membebankan hukuman penjara selama tiga tahun itu dibatalkan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya