PBB Perkirakan 24 Juta Orang Terancam Kehilangan Pekerjaan Akibat Pandemi Corona COVID-19

PBB memperkirakan 24 juta orang terancam kehilangan pekerjaan akibat pandemi Corona COVID-19 lantaran keadaan ekonomi yang bergejolak bagi sebagian orang.

diperbarui 23 Mar 2020, 08:28 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2020, 08:28 WIB
Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Jakarta - Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO) mengumumkan pada Rabu 18 Maret 2020, bahwa setidaknya 24 juta orang di dunia terancam kehilangan pekerjaan akibat pandemi Virus Corona COVID-19 ini. 

Melansir DW Indonesia, Senin (23/3/2020), ILO seperti dikutip dari website resminya telah melakukan beberapa skenario berbeda untuk melihat dampak COVID-19 terhadap pertumbuhan GDP secara global. Hasilnya, angka pengangguran secara global dilaporkan dapat meningkat sebanyak 5,3 juta berdasarkan skenario "rendah” dan 24,3 juta berdasarkan skenario "tinggi”, kata Organisasi Buruh Internasional PBB (ILO) dalam laporannya.

“Tapi, jika respon kebijakan dapat terkoordinasi secara internasional, seperti yang terjadi pada krisis keuangan global di 2008/9, maka dampaknya terhadap pengangguran global bisa jauh lebih rendah,” tulis ILO di website mereka.

Sebagai perbandingan, 22 juta orang kehilangan pekerjaan dalam krisis keuangan tersebut.

Tidak bisa dipungkiri, pandemi COVID-19 telah membuat banyak sekali bisnis tertekan, bahkan pemerintah di beberapa negara telah berjanji akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah adanya PHK.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Tak Lagi Hanya Jadi Masalah Kesehatan

3 Hal Penyebab Hilangnya Fokus dan Konsentrasi Saat Bekerja
ilustrasi Fokus dan Konsentrasi Saat merealisasikan angan (sumber. Boldsky.com)

“Ini bukan lagi krisis kesehatan global. Ini juga telah menjadi krisis pasar tenaga kerja dan ekonomi yang berdampak besar terhadap hidup banyak orang,” kata Guy Rider, Direktur Jenderal ILO.

“Pada 2008, dunia telah menghadirkan persatuan dalam mengatasi krisis keuangan global, hasilnya hal yang terburuk dapat dihindari. Kita membutuhkan kepemimpinan dan tekad seperti itu lagi sekarang,” tambahnya.

Laporan PBB ini juga turut mengidentifikasi tingkat pekerja secara global yang masih hidup dalam kemiskinan.

Laporan tersebut memprediksi bahwa efek pandemi COVID-19 akan membuat 8,8 – 35 juta orang bekerja di bawah status kemiskinan di akhir tahun 2020. Angka ini jauh meningkat dibandingkan dengan perkiraan asli untuk tahun 2020 jika tidak ada pandemi COVID-19 , yang memproyeksikan adanya penurunan sebanyak 14 juta di seluruh dunia.

Hilangnya pekerjaan juga berarti hilangnya pendapatan bagi para pekerja. Studi PBB menempatkan ini di antara 860 miliar dolar (13 ribu triliun rupiah) dan 3,4 triliun dolar (52 ribu triliun rupiah).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya