Ahli Penyakit Menular AS Bantah Teori Corona COVID-19 dari Lab China

Ahli penyakit menular terkemuka Amerika Serikat mengatakan Virus Corona COVID-19 tidak mungkin dimanipulasi secara artifisial atau sengaja. Ini ulasannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Mei 2020, 11:50 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2020, 11:33 WIB
Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS,  pergi setelah berbicara selama pengarahan harian Gugus Tugas Koronavirus Gedung Putih di Ruang Sidang James Brady di Gedung Putih 13 April 2020 di Washington, DC.
Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, pergi setelah berbicara selama pengarahan harian Gugus Tugas Koronavirus Gedung Putih di Ruang Sidang James Brady di Gedung Putih 13 April 2020 di Washington, DC. (Alex Wong/AFP)

Liputan6.com, Washington, D.C. - Komentar terkait asal-usul Virus Corona COVID-19 bukan dari laboratorium China kembali mengemuka dari Amerika Serikat. Meski hal itu bertentangan dengan pendapat Presiden AS Donald Trump.

Ahli penyakit menular terkemuka Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci mengatakan, SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, tidak mungkin dimanipulasi secara artifisial atau sengaja.

Fauci, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional (National Institute of Allergy and Infectious Diseases/NIAID) AS, pada Senin 4 Mei menyampaikan komentarnya.

"Jika Anda melihat evolusi virus itu pada kelelawar, dan apa yang ada di luar sana, kini sangat condong ke arah bahwa (virus) ini tidak mungkin dimanipulasi secara artifisial atau sengaja, proses mutasinya berkembang secara alami," Fauci menuturkan saat menjawab pertanyaan mengenai bukti bahwa virus tersebut dibuat atau tidak sengaja dirilis dari laboratorium di China seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (6/5/2020).

"Sejumlah ahli biologi evolusi yang sangat kompeten mengatakan bahwa semua evolusi yang terjadi secara bertahap dari waktu ke waktu sepenuhnya menunjukkan bahwa mereka berevolusi di alam, lalu beralih ke spesies," katanya.

Ketika ditanya soal kemungkinan Virus Corona jenis baru tersebut ditemukan di luar laboratorium, kemudian dibawa kembali dan bocor, Fauci mengatakan, "Itu berarti virus tersebut berawal dari alam liar."

"Itu sebabnya saya tidak mengerti apa yang mereka bicarakan (dan) mengapa saya tidak menghabiskan banyak waktu untuk membahas argumen yang tidak ada habisnya ini," imbuhnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Senada dengan Badan Intelijen AS

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Badan intelijen utama Amerika Serikat (AS) pada Kamis 30 April 2020 mengatakan, komunitas intelijen AS tidak percaya bahwa Virus Corona COVID-19 adalah buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik.

"Komunitas intelijen AS "sependapat dengan konsensus ilmiah luas bahwa virus COVID-19 bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional (Office of the Director of National Intelligence/ODNI) dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (1/5/2020).

ODNI mengatakan sedang menyelidiki apakah virus tersebut muncul dari sebuah laboratorium di Wuhan, China, meskipun rumor itu berulang kali dibantah oleh kalangan ilmuwan, yang umumnya meyakini bahwa virus itu ditularkan dari hewan ke manusia secara alami melalui pertanian, perburuan, atau transportasi hewan liar.

Mengutip beberapa pejabat AS baik mantan maupun yang masih aktif, New York Times pada Kamis melansir bahwa sejumlah pejabat senior di pemerintahan Trump mendorong badan-badan intelijen untuk memburu bukti guna mendukung suatu teori tak berdasar, yang mengatakan bahwa wabah itu berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, di tengah eskalasi kampanye publik Presiden Donald Trump untuk menyalahkan China atas pandemi Virus Corona jenis baru ini.

Beberapa analis intelijen khawatir bahwa tekanan dari para pejabat itu akan mendistorsi penilaian tentang virus tersebut dan dapat dimanfaatkan sebagai senjata politik, ungkap pemberitaan itu.

Bertentangan dengan Menlu AS

Menlu AS Mike Pompeo di briefing Gedung Putih terkait Virus Corona (COVID-19).
Menlu AS Mike Pompeo di briefing Gedung Putih terkait Virus Corona (COVID-19). Dok: Gedung Putih

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengungkap adanya "sejumlah bukti signifikan" yang menunjukkan Virus Corona COVID-19 berasal dari laboratorium di Wuhan, China. Meski begitu, ia tidak mempermasalahkan kesimpulan badan intelijen AS bahwa virus itu bukan buatan manusia.

"Terdapat sejumlah bukti signifikan bahwa ini bersumber dari laboratorium di Wuhan," kata Pompeo dalam program This Week di ABC, merujuk pada virus yang muncul akhir 2019 di China dan telah menelan sekitar 240.000 korban jiwa di seluruh dunia, termasuk 67.000 lebih di Amerika Serikat.

Pompeo lantas membantah pernyataan yang dirilis agen senior intelijen AS pekan ini yang mengatakan, Virus Corona jenis baru ini tampaknya bukan buatan manusia atau dimodifikasi secara genetik. Pernyataan itu melemahkan teori konspirasi, yang digaungkan pegiat anti-China dan sejumlah pendukung Presiden Donald Trump, yang menyatakan virus itu dikembangkan di laboratorium senjata biologis pemerintah China.

"Para pakar terbaik sejauh ini tampaknya berpikir bahwa itu buatan manusia. Saya tak punya alasan untuk tidak percaya pada hal itu," kata Pompeo, seperti dilansir Antara, Senin (4/5/2020). Meski begitu, ia mengatakan, "Saya telah melihat apa yang dikatakan oleh komunitas intelijen. Saya tak punya alasan untuk percaya bahwa itu salah."

Selengkapnya di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya