Liputan6.com, Jenewa - WHO angkat bicara terkait berita bahwa merokok bisa melindungi seseorang dari Virus Corona (COVID-19). Faktanya, perokok yang terinfeksi Virus Corona menghadapi potensi kematian yang lebih tinggi.
Dilaporkan Xinhua, Minggu (10/5/2020), WHO merespons studi yang menyebut perokok lebih kebal terhadap virus ini. WHO menyebut ada salah kaprah dalam memahami studi itu.
Advertisement
Baca Juga
Ahli epidemiologi WHO Dr. Maria Van Kerkhove berkata studi itu memang meneliti prevalensi perokok di antara pasien COVID-19 di rumah sakit, tetapi studi itu tidak menyebut bahwa merokok bisa melindungi orang dari Virus Corona.
"Bahaya dari tembakau sudah jelas diketahui dan kita tahu jutaan orang meninggal tiap tahunnya akibat penggunaan tembakau. COVID-19 adalah penyakit pernapasan dan merokok menyebabkan kerusakan pada paru-paru," ujar Dr. Maria Van Kerkhove di Jenewa.
"Kita tahu bahayanya merokok dan tahu bahwa perokok, jika mereka terkena COVID-19, memiliki tingkat terkena penyakit berbahaya dan kematian yang lebih tinggi," lanjutnya.
Sebelumnya, riset mengenai rokok itu berasal dari Prancis yang meneliti pasien di sebuah rumah sakit di Paris. Berdasarkan penelitian itu, mayoritas dari 482 pasien COVID-19 di rumah sakit Pitié-Salpêtrière adalah non-perokok.
Dirjen Kesehatan Prancis Jerome Salomon tidak merekomendasikan bahwa nikotin di rokok bisa mencegah Virus Corona.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bertambah 387, Ini Sebaran 14.032 Kasus Positif Corona di 34 Provinsi Indonesia
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan bahwa jumlah kasus virus Corona di Indonesia mencapai 14.032 orang hingga Minggu siang. Total ada 387 penambahan kasus corona di Tanah Air.
"Total hasil (kasus positif corona) 14.032," ucap Yurianto dalam video conference yang disiarkan di Youtube BNPB, Minggu (10/5/2020).
Total pasien yang sudah sembuh saat ini yakni, 2.698. Meski begitu, masih ada pasien yang meninggal akibat terinfeksi virus tersebut. Jumlah pasien meninggal bertambah 14 sehingga totalnya menjadi 973 orang.
Berikut rincian masing-masing provinsi:
1. Aceh: 17 pasien Covid-19.
2. Bali: 311 pasien Covid-19.
3. Banten: 533 pasien Covid-19.
4. Bangka Belitung: 29 pasien Covid-19.
5. Bengkulu: 37 pasien Covid-19.
6. DI Yogyakarta: 153 pasien Covid-19.
7. DKI Jakarta: 5.190 pasien Covid-19.
8. Jambi: 64 pasien Covid-19.
9. Jawa Barat: 1.437 pasien Covid-19.
10. Jawa Tengah: 978 pasien Covid-19.
Advertisement
Selanjutnya
11. Jawa Timur: 1.502 pasien Covid-19.
12. Kalimantan Barat: 120 pasien Covid-19.
13. Kalimantan Timur: 218 pasien Covid-19.
14. Kalimantan Tengah: 193 pasien Covid-19.
15. Kalimantan Selatan: 263 pasien Covid-19.
16. Kalimantan Utara: 131 pasien Covid-19.
17. Kepulauan Riau: 103 pasien Covid-19.
18. Nusa Tenggara Barat: 330 pasien Covid-19.
19. Sumatera Selatan: 278 pasien Covid-19.
20. Sumatera Barat: 299 pasien Covid-19.
21. Sulawesi Utara: 71 pasien Covid-19.
22. Sumatera Utara: 179 pasien Covid-19.
23. Sulawesi Tenggara: 76 pasien Covid-19.
24. Sulawesi Selatan: 722 pasien Covid-19.
25. Sulawesi Tengah: 83 pasien Covid-19.
26. Lampung: 66 pasien Covid-19.
27. Riau: 73 pasien Covid-19.
28. Maluku Utara: 54 pasien Covid-19.
29. Maluku: 32 pasien Covid-19.
30. Papua Barat: 70 pasien Covid-19.
31. Papua: 308 pasien Covid-19.
32. Sulawesi Barat: 62 pasien Covid-19.
33. Nusa Tenggara Timur: 12 pasien Covid-19.
34. Gorontalo: 19 pasien Covid-19.
Dalam verifikasi di lapangan: 21 pasien.