Brasil Harap Larangan ke AS karena Corona COVID-19 Berlangsung Sementara

Warga Brasil untuk saat ini tak boleh masuk ke AS akibat tingginya kasus Virus Corona (COVID-19) di negara itu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Mei 2020, 07:01 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2020, 07:01 WIB
Mengenal Rio De Janeiro, Kota Eksotis Penyelenggara Olimpiade 2016
Pemandangan Patung Yesus Kristus sedang memberkati kota Rio menjadi salah satu pemandangan menarik di Rio de Janeiro, Brasil, (26/6/2014). (AFP/Yasuyoshi Chiba)

Liputan6.com, Brasilia - Brasil menjadi negara berkembang yang memiliki kasus Virus Corona COVID-19 tertinggi di dunia. Totalnya sudah menembus 300 ribu kasus.

Hal itu berpengaruh terhadap sambutan negara asing terkait Brasil.

Dilaporkan ABC Indonesia, Senin (25/5/2020), Gedung Putih mengeluarkan larangan terbaru dengan tidak mengizinkan siapa saja yang berada di Brasil selama dua minggu terakhir untuk masuk ke Amerika Serikat. 

Langkah ini diambil dua hari setelah Brasil menjadi negara kedua di dunia yang memiliki kasus positif COVID-19, di belakang Amerika Serikat.

Menurut Kementerian Kesehatan Brasil, kasus di sana sekarang adalah 363 ribu, nomor dua di belakang AS yang sekarang memiliki hampir 1,7 juta kasus. Brasil juga mencatat semakin meningkatnya angka kematian, sekarang sudah lebih dari 22 ribu orang, kelima terbanyak di dunia.

Di Amerika Serikat jumlah kematian akibat Virus Corona mencapai 97 ribu orang. Gedung Putih mengatakan larangan terbaru ini tidak akan berlaku bagi aliran komersial antar kedua negara.

Seorang penasehat Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan larangan itu ada karena negeri itu sudah melebihi titik tertentu yang disepakati. "Tidak ada hal khusus yang dilakukan terhadap Brasil." kata Filipe Martins di Twitter.

"Kami berharap ini akan berlangsung sementara," kata Martins yang adalah penasehat masalah internasional untuk Presiden Bolsonaro.

Amerika Serikat sudah melarang perjalanan dari Inggris, Eropa, dan China, ketiganya menghadapi masalah besar dalam penanganan Virus Corona. Penasehat keamanan nasional Amerika Serikat Robert O'Brien dalam acara televisi CBS berjudul Face the Nation, dia berharap langkah itu akan dipertimbangkan lagi dalam waktu dekat. 

Dia mengatakan bahwa Amerika Serikat akan melihat larangan terhadap negara-negara di Amerika Latin kasus per kasus.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Nomor 2 Dunia Melampaui Rusia

Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)
Presiden Brasil Jair Bolsonaro (AP/Eraldo Peres)

Brasil hari Jumat lalu melampaui Rusia menjadi negara kedua di dunia yang memiliki kasus COVID-19 paling banyak. Hari Selasa sebelumnya, Presiden Trump mengatakan dia sedang mempertimbangkan larangan perjalanan dari Brasil.

"Saya tidak mau ada orang yang ke sini dan menulari warga kita."

"Saya tidak ingin orang di sana juga ketularan. Kami membantu Brasil dengan ventilatgor."

"Tidak diragukan lagi Brasil sedang mengalami kesulitan saat ini." kata Presiden Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

Presiden Trump mengeluarkan larangan perjalanan dari China, ketika wabah mulai merebak di bulan Januari.

Di awal Maret, dia mengeluarkan larangan masuk bagi mereka yang berasal dari Eropa.

Larangan terbaru ini berlaku untuk mereka yang bukan warga AS yang mengunjungi Brasil selama 14 hari terakhir.

Pemegang green card, sanak keluarga warga AS, dan awak pesawat adalah diantara mereka yang mendapat pengecualian.

Presiden Jair Bolsonaro sendiri dilaporkan melanggar aturan mengenai social distancing hari Minggu, ketika dia berjabat tangan dan menggendong seorang bayi tanpa memakai masker ketika bertemu dengan ratusan pendukungnya di ibukota Brasilia.

Para pendukugnya berkumpul untuk menunjukkan dukungan kepada Presiden tiga hari setelah Mahkamah Agung Brasil mengeluarkan video dari pertemuan kabinet dimana Bolsonaro berusaha campur tangan urusan Kepolisian Federal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya