Liputan6.com, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia membahas pentingnya peran swasta dalam melawan Virus Corona (COVID-19). Kemitraan antara pemerintah dan swasta ini melibatkan perusahaan teknologi hingga institusi pendidikan.
Chargé d'Affaires Kedubes AS di Indonesia Heather Variava berkata hal itulah yang dilakukan AS dalam menangani pandemi corona. Pemerintah AS memimpin aksi kemudian didukung kalangan swasta, seperti Google.
Advertisement
Baca Juga
"Sektor swasta adalah di mana kita memiliki otak-otak yang inovatif dan kreatif. Kita memiliki perusahaan teknologi yang gesit seperti Google yang bisa membuat platform untuk home learning dan membantu pemerintah memahami dampak regulasi social distancing," ujar Heather pada diskusi virtual, Jumat (12/6/2020).
Pada sektor pendidikan, University of Rhode Island membuat ventilator yang didistribusikan di dalam negeri dan luar negeri. Salah satu yang mendapat bantuan ventilatornya adalah Indonesia.
Google Indonesia juga membeberkan beberapa program yang mereka lakukan selama pandemi corona. Peran Google Indonesia terutama penting bagi guru-guru Indonesia.
"Kami menciptakan Teach from Home, atau di Indonesia kami meluncurkannya sebagai Mengajar dari Rumah. Kami bermitra dengan Kemendikbud untuk meluncurkan program," ujar Putri Alam, Head of Public Policy, Google Indonesia.
Program Mengajar dari Rumah merupakan sentral informasi, tips, pelatihan, dan perangkat yang Google sediakan bagi guru-guru. Hal itu untuk membantu guru-guru yang baru pertama kali melakukan distance learning akibat pandemi corona.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Memberantas Hoax Saat Pandemi
Google juga membantu masyarakat mendapatkan informasi yang tepat di kala pandemi corona. Sajian informasi di platform mereka memudahkan masyarakat mendapat informasi penting seperti statistik atau komentar dari sumber kredibel.
Tak hanya itu, Google juga berinvestasi untuk membantu para jurnalis lewat Global Journalism Relief Fund agar membantu jurnalis-jurnalis lokal di tengah situasi pandemi.
Ada pula program pendanaan khusus cek fakta yang disebar di beberapa negara. Pendanaan ini turut diberikan ke organisasi anti-hoaks di Indonesia.
"Kami menyediakan USD 6,5 juta pendanaan untuk pengecek fakta dan badan nirlaba, termasuk salah satunya di Indonesia seperti Mafindo untuk melawan misinformasi di seluruh dunia dengan fokus kepada Virus Corona," jelas Putri Alam.
Advertisement