Liputan6.com, Den Haag - Pandemi virus corona tidak menghalangi semangat warga Belanda untuk berolahraga. Meski ada kebijakan pembatasan sosial untuk aktivitas bersama di ruang publik, antusiasme warga lokal di Den Haag untuk belajar seni bela diri asli Indonesia, yakni pencak silat aliran merpati putih, tetap tinggi.
Namun, protokol kesehatan terkait virus corona tetap dijalankan secara disiplin. Merekapun harus mengantongi sejumlah izin dari pemerintah dan mematuhi regulasi yang ada.
Advertisement
Menurut Adi Zitter, salah seorang pelatih klub Merpati Putih Nederland, untuk mendapatkan izin mengadakan kegiatan disaat pandemi virus corona ini tidak mudah. Ada beberapa protokol kesehatan yang harus disiapkan sambil menunggu lampu hijau dari administrasi kota setempat.
"Misalnya semua alat yang akan dipakai harus diseka dengan disinfektan, memastikan jaga jarak 1,5 meter, dan dilarang keras bersentuhan fisik secara langsung antara pelatih dan anggota. Jumlah pelatih yang biasanya 5 orang, sekarang dibatasi hanya 3 orang. Yaitu Herman Winterberg, Dang Nguyen dan saya sendiri," kata Adi.
"Nah, setelah semua persyaratan itu harus dipenuhi, masih ada satu persyaratan lagi yang paling penting yaitu semua peserta latihan yang datang, harus mendaftarkan diri melalui aplikasi kita Socie," jelas Adi.
Mulai Berlatih Usai Pelonggaran Pembatasan Sosial
Pelatihan Pencak silat ini, sudah mulai beraktivitas kembali sejak aturan pandemi Covid-19 di Belanda mulai sedikit longgar. "Pemerintah kota mengizinkan kegiatan bersama di lapangan terbuka pada 29 April 2020. Tapi itu hanya berlaku bagi anak-anak dibawah umur 18 tahun. Sedangkan untuk usia dewasa di atas 19 tahun, baru berlaku pada 11 Mei lalu," kata Adi.
Waktu latihan dilakukan dua kali seminggu. Yaitu Sabtu jam 10.00- 11.00 untuk silat academy dan pukul 11.00 12.30 untuk performance team. Sementara Rabu pukul 18.00- 19.30 adalah latihan pernapasan dan kurikulum merpati putih.
Adi menjelaskan, sebelum ada pandemi COVID-19, latihan dilakukan di dalam gedung Sport Campus Zuiderpark, Den Haag. Namun sekarang mereka diharuskan berlatih di bagian teras di luar gedung tersebut.
"Ternyata latihan di luar gedung ini justru ada hikmahnya," kata Adi.
"Selama berlatih banyak warga Belanda yang melihat dan ingin tau lebih jauh tentang kegiatan olah raga pencak silat ini. Kalau selama ini kami latihan di tempat tertutup di dalam gedung, kan tidak banyak yang lihat, tapi saat kami dengan seragam silat begini, justru menarik perhatian orang di sekitar. Nah positifnya, orang-orang itu malah ingin tau lebih jauh tentang pencak silat dan bahkan tidak sedikit yang mendaftarkan diri untuk mengikuti 'trial'Â pencak silat yang ditawarkan Merpati Putih Nedarland," kata Adi.
Advertisement