Terkuak, Ini Alasan Mengapa Makanan Ringan Tak Terisi Penuh dalam Kemasan

Mengapa kebanyakan makanan kemasan ini diisi setengah oleh perusahaan tersebut?

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Jun 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi makanan ringan (iStock)
Ilustrasi makanan ringan (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Dari bungkusnya begitu meyakinkan, namun isinya tak pernah penuh. Selalu setengah, atau bahkan bisa kurang. Hal inilah yang kerap kita rasakan jika membuka bungkus makanan ringan.

Padahal rasanya begitu enak. Dan sedih rasanya jika melihat isi makanan ringan kesukaan Anda hanya berisi setengah dari satu bungkus plastik besar yang setengahnya berisi angin.

Mengapa kebanyakan makanan kemasan ini diisi setengah oleh perusahaan tersebut?

Ternyata hal ini kenal dengan istilah 'Slack Fill' demikian dikutip dari laman Mentalfloss.com, Sabtu (27/6/2020).

"Slack fill" adalah cara yang disengaja oleh pembuat makanan ringan agar bisa melindungi produk mereka selama proses pengiriman.

Ketika produk ditumpuk di atas satu sama lain, dijejalkan ke ruang sempit, atau hanya berdesak-desakan di belakang truk pengiriman, maka udara dalam bungkus makanan ringan itu berfungsi sebagai bantalan udara yang mencegah keripik kentang menjadi remah-remah.

Itu bukan udara biasa. Itu adalah nitrogen. Oksigen dapat menyebabkan kentang rusak dan minyak menjadi tengik, dan kelembaban yang ditemukan di udara sekitar membuat chip menjadi lembek.

Sebagai gantinya, paket diisi dengan gas nitrogen untuk membantu camilan tetap segar, yang dikonfirmasi oleh panel ahli pencicip makanan dalam sebuah studi ilmu pangan 1994.

Nitrogen yang digunakan tidak berbahaya dengan cara apa pun, karena sekitar 78 persen udara yang kita hirup terdiri dari nitrogen.

Simak video pilihan berikut:

Efek Terlalu Banyak Mengonsumsi MSG

Kentang Goreng
Ilustrasi Kentang Goreng (iStockphoto)​

Setelah bicara soal kekecewaan mengapa ada udara di kantong plastik makanan ringan, mari membahas soal bahaya MSG yang biasa ada di camilan Anda.

Bagi mereka yang punya indera pengecap sensitif, maka bisa menentukan apakah makanan yang dicoba mengandung kadar MSG tinggi atau tidak. Namun, tak semua punya lidah yang sensitif dan baru merasakan efeknya belakangan.

Sakit kepala adalah salah satu efek samping yang paling umum terjadi. MSG juga kerap memperburuk kondisi penderita migrain.

Efek lain yang juga dirasakan bagi mereka yang mengonsumsi MSG terlalu banyak adalah keringat yang dihasilkan oleh tubuh terlalu banyak.

Meskipun bukan merupakan efek samping yang serius, tapi hal tersebut bisa mengganggu penampilan terutama saat bertemu dengan orang lain.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya