Liputan6.com, Washington, D.C. - Survei terbaru pada Reuters/Ipsos menunjukan bahwa capres Joe Biden dari Partai Demokrat masih unggul dari capres petahana Donald Trump. Joe Biden tercatat mendapat 47 persen dukungan.Â
Posisi Presiden Donald Trump cukup jauh di belakang Biden, yakni dengan 40 persen suara. Survei ini menjaring pendapat dari 4.428 warga Amerika Serikat.Â
Advertisement
Baca Juga
Menurut laporan CNN, Senin (31/8/2020), Joe Biden selalu konsisten unggul di semua polling. Mayoritas malah menyebut Joe Biden unggul hingga 50 persen.Â
Survei itu dilakukan pada 19-25 Agustus kemarin secara online. Sebanyak 1.726 pemilih Partai Demokrat, lalu 1.626 pemilih Partai Republik, dan 344 pemilih independen ikut terlibat.
Salah satu pertanyaan bagi responden adalah siapa yang akan mereka pilih jika pilpres berlangsung saat ini. Hasilnya, 47 persen memilih Joe Biden dan 40 persen Donald Trump.
Dalam survei itu, Donald Trump juga kalah dari kalangan pemilih independen. Hanya 25 persen pemilih independen memilih Trump, sementara Biden mendapat 38 persen dukungan. Sisanya masih tidak yakin atau memilih kandidat alternatif.
Popularitas Donald Trump kuat di bidang ekonomi dan pekerjaan. Kelemahan Trump berada dalam penangangan COVID-19.
Secara keseluruhan, 55 persen warga AS tidak mendukung pekerjaan Trump sebagai presiden. Responden yang mendukung Trump hanya 41 persen.
Sebagai catatan, lembaga survei memprediksi Donald Trump kalah dalam pilpres AS 2016. Hingga H-1 pencoblosan, Hillary Clinton masih diprediksi akan menjadi presiden, namun sejarah berkata lain.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Warga AS Sudah Tak Peduli Perang atau Konflik Luar Negeri
Para responden berkata permasalahan terbesar yang dihadapi AS saat ini adalah ekonomi (20 persen), kemudian isu pelayanan kesehatan (18 persen).Â
Lapangan pekerjaan juga turut menjadi fokus warga AS saat ini.
Responden terbukti tidak tertarik dengan perang atau konflik di luar negeri. Hanya 1 persen responden yang menganggap isu itu penting.
Isu terorisme atau serangan terorisme ternyata juga tak menarik bagi responden. Tercatat hanya 2 persen responden yang menganggap isu itu penting.
Isu lingkungan dan imigrasi juga terpantau rendah, yakni 2 persen saja. Responden juga tak terlalu tertarik pada isu moralitas dan hanya mendapat 9 persen dukungan.
Advertisement